Tebuireng.online- Memasuki bulan Rabi’ul Awal, umat Islam mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Pesantren Tebuireng, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw  tahun 1441 H yang dilaksanakan pada Rabu (6/11/19).  Acara berlangsung di Masjid Ulul Albab Pondok Putri Pesantren Tebuireng. Al-Habib Novel bin Muhammad Alaydrus dari Solo menjadi penceramah. Beliau aktif menyebarkan konten dakwah di media sosial dengan pengikut ratusan ribu dan merupakan sahabat dari Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.

Acara dimulai dengan pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh perwakilan dari IJQ (Ikatan Jam’iyah Quro) dan sambutan-sambutan. Sambutan atas nama pengasuh pesantren Tebuireng diwakilkan kepada KH. Agus Zaki Hadzik. Beliau menerangkan betapa beruntungnya menjadi seorang santri dan menceritakan pengalaman nya ketika baru dimondokkan oleh ibunya. Kemudian menceritakan keistimewaan dari maulid dan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.

“Suatu ketika di Sidoarjo itu ada seorang kiai yang  kalau bulan maulid seperti ini, beliau mengadakan maulid besar-besaran. Kiai itu mendengar bahwa, ketika diadakan mauid pembacaan sholawat bahwa  Rasulullah itu hadir. Lalu kiai itu menebar bedak  diatas karpet menuju sebuah tempat, ketika mahalul qiyam. Di atas taburan bedak itu ada bekas telapak kaki. Itu yang pertama. Tahun kamarin Jombang digemparkan dengan wafat nya Gus Rofi. Ketika beliau dan jama’ahnya sedang membaca maulid diba’, beliau sambil memegang rebana berteriak Rasulullah hadir, Rasulullah hadir, Rasulullah hadir langsung wafat, ini fakta,” jelas Gus Zaki.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan maulid diba’ dan  Mahalul Qiyam yang  dipandu oleh Kumpulan Banjari dan Hadrah Tebuireng (Kubahireng). Setelah itu, Habib Novel Alaydrus memberikan ceramah. Didahului dengan mengungkap seluk beluk mengenai Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari. Beliau sangat senang bisa diundang di Pesantren Tebuireng karena menganggap undangan tersebut datang dari sang kiai. Kemudian menerangkan tentang ta’dzim kepada keluarga para ulama.  Dan menerangkan tentang ilmu nunut yang digambarkan dengan perjalanan Nabi Khidir as dan Nabi Musa as.

“Kalau saya diundang hadir majelis maulid di Tebuireng, saya gak lihat yang ngundang yang mengundang. Tapi saya ngelihat yang ngundang saya Mbah Hasyim. Inilah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Menghormati atas bawah. Begitupun dengan Mbah Hasyim yang dahulu pergi ke Solo naik dokar, kereta kuda untuk menemui cucu dari gurunya Habib Husain Al-Habsyi Solo. Hal ini belum tidak diungkapkan dalam penulisan sejarah. Dan Saya akan mengetik ulang kitab karya Mbah Hasyim, Adabul alim wal muta’alim dengan tangan saya sendiri dengan format word. Kalau sudah selesai saya serahkan Gus Zaki dan kakak-kakaknya, terserah mau diapakan. Itu bukan punya saya, justru saya mau nunut, nanti kalau ditanya Mbah Hasyim, kamu mau minta tolong ke saya, kamu punya apa, saya bilang tanya Gus Fahmi, tanya Gus Zaki, tanya Gus Kikin saya ngasih apa. Ini adalah ilmu nyogok langit saudara-saudara,” terang Habib Novel Alaydrus disambut tawa hadirin.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pewarta: Seto

Publisher: MSA