Dalam silaturahmi Panglima TNI dan Ulama Jawa Timur ke Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyerukan terkait persatuan Bangsa, Kamis (20/6/19). (Foto: Amin Zein)

Tebuireng.online– Umat Islam Indonesia sudah sangat terbiasa dengan perbedaan pendapat. Peristiwa pencoretan 7 kata dalam Pancasila, penggagalan pemberontakan DI/TII, Resolusi Jihad menjadikan beberapa di antara sekian banyak peristiwa sejarah yang berkenaan dengan persinggungan antara Islam dan Indonesia yang mengarah pada penerimaan adanya NKRI.

“Pada saat pemberontakan DI/TII pimpinan Kartosuwiryo, tokoh-tokoh Islam Indonesia lebih memilih mempertahankan NKRI dari pada mendirikan negara Islam Indonesia,” ungkap KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah saat memberikan sambutan silaturahmi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Aula lt 3 Gedung KH. M. Yusuf Hasyim pada Kamis (20/06/2019).

GusSholah juga menegaskan bahwa kakek beliau, KH Hasyim Asy’ari bersama para kiai dan santri menggelorakan Resolusi Jihad apda 22 Oktober 1945.

“Peran umat Islam sangat besar dalam mempertahankan persatuan Indonesi. Kalaulah tanpa kejadian iru mungkin akan berbeda jadinya,” tambah beliau.

Untuk itu, Gus Sholah mengajak umat Islam khususnya alim ulamanya untuk ikut serta menjaga persatuan Indonesia. Terlebih dengan adanya kerusuhan akibat perbedaan politik pada pemilu 2019 yang menurut Gus Sholah sangat memilukan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Perbedaan pendapat sangatlah biasa. Apalagi perbedaan politik. Semua harus bisa menahan diri dan mementingkan persatuan Indonesia,” pungkas tokoh sepuh Nahdlatul Ulama (NU) itu.

Pewarta: M. Abror Rosyidin

Publisher: RZ