tebuireng.online– Lantunan pembacaan sholawat dan menghafalkan surat-surat penting mengawali rangkaian acara pengukuhan Hafidz-hafidzah 30 Juz Al-Quran dengan metode Hanifida yang dilaksanakan oleh Pesantren Supercamp Laa Raiba Hanifida Bandung Diwek Jombang, pada hari ini Rabu (11/11/2015).

Dalam acara Pengukuhan hafidz-hafidzah yang dilaksanakan triwulan ini dihadiri Rektor Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) dan Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid, Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Prof. Dr. Ahmad Zahro, Vokalis Grub Band Gigi Tubagus Armand Maulana, civitas academica UNHASY Tebuireng sebagai penguji dan saksi pengukuhan santri-santri tersebut.

Pengukuhan yang dilaksanakan dengan uji publik ini, merupakan rangkaian dari sembilan tahap ujian yang harus ditempuh setiap santri untuk mencairkan tiket umroh yang sudah ada di tangan masing-masing santri. Setiap wisudawan-wisudawati tahfidz akan menadapatkan tiket umrah ke tanah suci. Selain 45 wisudawan-wisudawati yang secara resmi dinyatakan sebagai hafidz dan hafidzah, terdapat 7 santri yang juga dikukuhkan menjadi wisudawan-wisudawati UNHASY. Mereka memberikan testimoni singkat, memberikan kesan-pesan kepada santri-santri lainnya.

“Saya dulu mondok dan menghafalkan al-Quran selama 18 bulan itu termasuk yang paling cepat saat itu padahal normalnya 30 bulan yakni 1 juz 1 bulan, dan ini ada yang menghafal dalam waktu 70 hari dan ada pula yang 3 bulan, Luar biasa,” Ungkap Prof. Dr. Ahmad Zahro setelah melaksanakan uji publik kepada 45 santri supercamp.

Selain mengungkapkan pengalamannya, Prof. Zahroh pun menuturkan nasehat kepada para santri yang dikukuhkan bahwa menjaga hafalan lebih sulit dari pada menghafalnya, sehingga wiridnya para hafidz-hafidzah adalah al-Quran dengan membaca sehari lima juz dalam waktu 10 tahun. Selain itu juga harus memperhatikan beberapa hal yakni menghindari maksiat, mengkonsumsi makanan yang baik dan halal, berbakti pada orang tua, senantiasa mendoakan guru-gurunya, dan rutin melakukan muraja’ah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam kesempatan tersebut, KH. Salahuddin Wahid memberikan motivasi kepada santri dan hadirin dengan menyampaikan kebanggaannya kepada pendiri Laa Raiba Hanifida (Hanifuddin Mahadun dan Khoirotul Idawati Mahmud) sebagai alumini dan aktivis akademik di Universitas Hasyi Asy’ari Tebuireng Jombang. “Saya bangga dengan pendiri super camp ini yang telah menemukan metode ini dan mewujudkan lembaga untuk mengembangkannya,” kata adik Gus Dur tersebut.

Selain itu, Gus Sholah juga menyampaikan hasil sensus tahun 2013 bahwa 54% umat Islam Indonesia tidak bisa membaca al-Qur’an. Selain itu, kebutuhan akan al-Quran per tahun sebanyak 2.000.000 eksemplar sedangkan yang bisa dipenuhi masih 300.000 esksemplar per tahun. Menurut Gus Sholah ini adalah kesempatan dan tugas santri-santri untuk mengembangkan keilmuannya dan kemampuannya untuk mengabdikan diri di tengah-tengah masyarakat muslim Indonesia.

Vokalis Band ternama Indonesia, Gigi, Tubagus Arman Maulana, atau sering disapa Arman Maulana, menceritakan pengalamannya dalam menciptakan album religi Gigi. Dalam membentuk album religi, arman dan Gigi banyak mendapatkan halangan dan cemoohan. Justru, lanjutnya, karena itu, ia dan band yang telah membesarkan namanya di dunia entertainment Indonesia ini merasa tertantang untuk membuat album religi.

Baginya, menyanyikan lagu religi tidak harus mencantumkan al-Qur’an, Hadits, atau teks-teks agama lain, cukup dengan mencantumkan nilai-nilai dan norma-norma agama di dalamnya. Selain itu, dalam sambutannya, Arman menanggapi hasil sensus yang disampaikan Gus Sholah. Ia berharap adanya hafidz-hafidzah ini menjadi solusi untuk meminimalis jumlah 54% itu hingga mencapai angka 0%. (fatim/abror)