tebuireng.online-Gelar perkara kasus Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok oleh Bareskrim Polri terkait, Selasa (15/11/2016), bagi Tokoh NU KH. Salahuddin Wahid menyisakan tanda tanya besar di tubuh PBNU. Hal itu disebabkan oleh hadirnya dua saksi terlapor (pihak Ahok) yang berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) yakni Rois Syuriah PBNU KH Ahmad Ishomuddin dan juga Dr. Sa’dullah Affandy.
Gus Sholah, panggilan akrab beliau, menyesalkan kehadiran dua tokoh struktural PBNU tersebut. Sikap keduanya dianggap berseberangan dengan Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin yang juga hadir sebagai saksi dari pihak pelapor. Hal itu, menurut Pengasuh Pesantren Tebuireng itu, adalah sikap yang tidak etis.
“Ada yang ingin saya sampaikan. Tadi saya baca di koran daftar saksi ahli terlapor (berarti Ahok), ada Saudara Ishomuddin dan Sa’dullah. Ini tidak betul karena NU sudah menggariskan di dalam Muktamar NU bahwa sikap NU seperti apa. Rais Am juga sudah punya sikap. Jangan ada aktivis NU mengambil sikap berbeda. Itu tidak sehat,” ungkap Gus Sholah, dalam perbincangan bersama Radio Republik Indonesia, Rabu (16/11/2016).
Seharusnya, lanjut adik Gus Dur itu, Ishomuddin dan Sa’dullah meneladani sikap dari Din Syamsuddin yang menolak hadir dalam acara di salah satu televisi swasta karena di acara itu juga terdapat Buya Syafi’i Maarif. Untuk itu, beliau meminta agar NU menegur Ishomuddin dan Sa’dullah.
“Tirulah Pak Din Syamsuddin. Dia di acara ILC, sudah tau ada Syafi’i Ma’arif yang berbeda pendapat. Ini sikap positif. Rais Amm harus menegur dua orang itu,” tegas beliau di kutip dari rri.co.id.
Pewarta : Abror Rosyidin
Editor : Nur Hidayat
Publisher : M. Ali Ridho
Sumber : rri.co.id