Tebuireng.online- Kamis (12/03/2020) malam, Irfan Asy’ari Sudirman Wahid (Gus Ipang) sebagai perwakilan keluarga menyampaikan sambutan pada acara 40 hari wafatnya KH. Salahuddin Wahid. Gus Ipang memaparkan cuplikan cerita-cerita yang dialami bersama ayahnya tersebut.

“Pada tahun 1987, KH Muslim Rivai Imampuro (Mbah Liem) telah memprediksi Gus Sholah. Bahwa beliau akan menjadi seorang kyai. Hal tersebut adalah sebuah kenyataan yang baru terbukti pada tahun 2006. Ketika itu, KH. Yusuf Hasyim memanggil Gus Sholah. Untuk menanyakan ketersediaannya mengasuh Tebuireng,” ucapnya.

KH. Salahuddin Wahid tak serta merta menerima begitu saja. Sebab saat itu bersamaan dengan tawaran duta besar di Aljazair. Kemudian Pak Ud memberikan pilihan yang menyentuh hati Gus Sholah. Pertama, membiarkan Tebuireng seperti ini. Kedua, menjadi duta besar.

Akhirnya, Gus Sholah memilih ini sebagai pengasuh Tebuireng. Beliau menganggap hal tersebut merupakan panggilan dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari. Setelah momen tersebut, beliau magang jadi pengasuh. Mencermati dan memetakan segalanya tentang Tebuireng. Meskipun ada beberapa yang menganggap Gus Sholah tidak mumpuni menjadi pengasuh. Namun semuanya ditepis oleh komitmen beliau. 

“Bapak memiliki komitmen terhadap segala sesuatu. Bapak sangat memuja persatuan.  Saya tidak pernah melihat ada seorang yang sangat ikhlas selain bapak. Dedikasinya sangat tinggi untuk Tebuireng,” kata putra sulung Gus Sholah ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Meskipun sakit, lanjut Gus Ipang, beliau masih sempat memikirkan Tebuireng. Buktinya saat di rumah sakit semua anaknya dikumpulkan jadi satu. Agar mereka mengurusi hal-hal di Tebuireng.

Beliau juga orang yang istikamah baca Quran. Sampai-sampai, dua hari sebelum wafat beliau meminta diperdengarkan murattal juz 29.

Lanjutnya, Bahkan, waktu sakit sekalipun kyai yang arsitek tersebut masih sempat menggambar gedung rektorat Universitas Hasyim Asy’ari. Pesan Gus Sholah kepada puteranya, bahwa kita harus berikan yang terbaik untuk Tebuireng, jangan pernah sekali-kali mengambil untung dari Tebuireng.


Pewarta: Yuniar Indra