KH. Salahuddin Wahid, memberikan sambutan sekaligus pesan kepada mahasiswa akhir dalam seminar pembinaan mahasiswa, Ahad (19/8/2018). (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online- Dalam pembekalan mahasiswa akhir Unhasy, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyampaikan bahwa moto Unhasy yang berlandaskan pada kepesantrenan dan kewirausahaan tersebut sudah mulai berjalan. Dalam pemaparannya, Unhasy sudah tahun keenam diangkat menjadi universitas. Sehingga moto Unhasy tersebut mampu benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Untuk kepesantrenan, kita sedang membangun asrama sehingga kapasitasnya nanti kalau itu jadi mencapai sekitar 700 mahasiswa dan tahun ini kita akan menerapkan kewajiban bagi mahasiswa baru untuk yang tidak tinggal di Jombang, biayanya lebih murah dari pada di kos. Kemudian ada kegiatan-kegiatan positif yang akan memperkaya peran mahasiswa. Yang pertama mereka akan belajar agama lebih baik kalau yang belum pernah mondok akan mengetahui rasanya mondok itu seperti apa dan juga mendapatkan keilmuan yang diajarkan dipesantren. Yang kedua juga ada pembinaan karakter atau pembentukan pribadi menambah keilmuan  yang kita bawa di bangku kuliah,” ungkap Gus Sholah dalam seminar pembinaan mahasiswa akhir Unhasy, (19/8/2018).

Jadi sangat positif, lanjut Rektor 1 Unhasy ini, kami harapkan ketentuan itu dapat diikuti oleh mahasiswa dengan segera. Diharapkan tahun depan  bangunan Unhasy yang baru sudah jadi sehingga jumlahnya bertambah dan kapasitasnya akan meledak. Menurutnya, hari ini pihak kampus akan menerapkan tentang kewirausahaan di dalam kegiatan kemahasiswaan.

“Alhamdullah kita memiliki mitra yang baru, yaitu ibu Saidah dari PT. Sumber Bumi Sukses Makmur Indonesia yang sudah menawarkan kepada para calon sarjana Unhasy untuk belajar menjadi wirausahawan di Pandeglang. Di situ akan muncul para wirausahawan yang akan kita salurkan diberbagai kegiatan antara lain di Tebuireng kita ini ada pembuatan produk kelapa, di Tebuireng sendiri sejauh saya lihat banyak sekali potensi untuk usaha,” jelas Gus Sholah.

Menurutnya masih sangat disayangkan, bahwa yang menjadi permasalahan saat ini adalah tidak ada yang mau menekuni itu, tidak ada yang mau terjun ke situ, padahal pihak Unhasy masih punya tanah banyak yang nganggur.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kita juga punya sumber daya, kita juga puya jaringan untuk membantu menumbahkan kewirausahaan. Tahun ini Indonesia tadi kata bu Saidah sudah mengangkat dua pejabat yang khusus menangani upaya menumbuhkan kewirausahaan  di area pesantren. Tebuireng juga sudah ikut bank wakaf mikro itu program yang sudah disetujui oleh presiden. Banyak sekali peluang-peluang tinggal kita memanfaatkannya bagaimana, mumpung ini peringatan hari kemerdekaan kita dulu orang Indonesia tidak ada yang usaha yang banyak orang Cina, memang Belanda memberikan kemudahan bagi orang keturunan Cina untuk berusaha di samping itu mereka punya semangat yang lebih tinggi,” imbuhnya.

Baginya, orang yang merantau itu pasti memiliki semangat yang lebih tinggi dari pada orang yang asli di daerah itu yaitu berjalan sehingga ketika kita merdeka tidak pandai juga pengusaha-pengusaha yang dulu. Pernah pemerintah kita punya program benteng jadi pengusaha-pengusaha seperti itu ada diberi fasilitas namanya lisensi istimewa tetapi sebagian pengusaha pribumi menjual lagi lisensi itu kepada keturunan Tiongkhoa, “nah ini tentunya kita tidaak boleh seperti itu lagi kita sekarang merdeka untuk menjadi pengusaha merdeka juga untuk menjadi karyawan, tapi masak kita akan menjadi karyawan saja karena mensyukuri kemerdekaan itu berarti mensyukuri hal-hal  dulu yang tidak bisa dilakukan dan kini bisa dilakukan, tergantung dengan kemauan kita,” pungkasnya setelah menjelaskan peluang, tantangan, dan apa yang harus dilakukan oleh pihak Unhasy juga mahasiswa akhir yang hadir dalam ruang seminar itu.


Pewarta: Yasinta

Editor/Publisher: RZ