Tebuireng.online- Semangat para kiai mengembalikan Ormas Nahdlatul Ulama (NU) ke jalurnya -khitthah 1926- semakin kuat. Ratusan kiai dari berbagai daerah, Rabu (17/7/2019) hadir dalam halaqah ke-9 yang digelar Komite Khitthah 1926 NU (KK-26 NU) di Gedung Pertemuan Batik Pekajangan, Kedungwuni, Pekalongan, Jateng.

“Warga NU risau melihat politisasi organisasi selama ini. Kondisi ini kalau dibiarkan, lama-lama (peran) NU seperti partai politik. Sementara berharap pengurus NU ‘sadar’ akan kekeliruan itu, semakin sulit. Untuk itu, kami mendesak Gus Solah (KH Salahuddin Wahid) menjadi penggerak civil society, mengawal visi-misi NU ke depan,” demikian disampaikan KH Rozi Syihab, tokoh NU dari Pasuruan, Jawa Timur sesaat sebelum halaqah berlangsung.

Masih menurut Kiai Rozi, semangat PBNU mengibarkan ashabul qoror (pemangku kebijakan), ini salah, sama saja mengambil peran parpol. Semangat ini menyalahi qonun asasi NU, melanggar khitthah 1926.

“Harus diingatkan,” tambah serius sambil menegaskan bahwa politik NU itu politik kebangsaan, bukan politik merebut kekuasaan.

Hal yang sama disampaikan KH Suyuthi Toha. Kiai kharismatik asal Banyuwangi ini berharap NU ‘patuh’ terhadap keputusan khitthah 1926. Kiai Suyuthi juga mengutip pesan penting KH. MA Sahal Mahfudh bahwa politik NU itu kelas tinggi, bukan ecek-ecek mencari jabatan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ini saya tulis penjelasan beliau. Sayang sekarang sulit menemukan kiai sekaliber Mbah Sahal. Akibatnya, pengurus NU bisa seenaknya menyeret NU ke politik seperti yang terjadi sekarang,” tegasnya kepada duta.co.

KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah) ketika ditanya wartawan soal target digelarnya berbagai halaqah oleh KK-26 NU, menjelaskan, bahwa semua ini untuk meneguhkan kembali semangat khitthah. Diakui, bahwa, belakangan NU sudah larut dalam percaturan politik praktis.

“Saya pikir sekarang ini NU sudah terlalu jauh masuk dalam urusan partai politik. Padahal itu adalah jatahnya partai,” tegas Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang ini.

Soal harapan terhadap pemerintahan mendatang, Gus Solah menjawab ringan, karena semua itu belum berjalan. Gus Solah berharap pemerintah mampu mewujudkan program-program demi masyarakat luas.

Prof. Dr. KH. Nasihin Hasan, yang hadir dalam temu wartawan itu, juga mewanti-wanti agar pemerintah tidak melakukan intervensi dalam muktamar ke 34 NU yang akan datang. Menurut Prof Nasihin, warga NU sekarang sudah lelah menyaksikan politisasi umat.

Ia berharap setelah Pilpres 2019, gerakan kembali ke khitthah berjalan lebih baik. “Sekarang tidak ada 01, tidak ada 02. Sekarang ini saatnya kita meneguhkan kembali semangat khitthah 1926,” tegasnya.


Sumber berita: duta.co