Oleh: ‘Abd Al Haris Al Muhasibiy

11 September 1942.

Gus Sholah lahir ke dunia.

Putra Kiyai Wahid dan Ibu Nyai Sholihah.

Cucu dua tokoh besar ulama Indonesia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kiyai Hasyim Asy’ari dan Kiyai Syansuri yang mulia.

 

Meski hanya beberapa kali.

Bertemu dengan Gus Sholah yang saya hormati.

Terasa hati terobati usai Kiyai Yusuf Hasyim pergi.

Teringat lagi sewaktu di Tebuireng kala jadi santri.

Terasa magnit aura dzurriyah Kiyai Hasyim Asy’ari.

Seorang ulama dengan reputasi sangat tinggi.

Dengan wibawa dan pengaruh sampai luar negeri.

Terbukti menjadi perbincangan yang tidak pernah berhenti.

Terus menggema dan terus menjadi obyek para peneliti.

 

Gaya bicara.

Tanpa canda dan ketawa.

Responsif dengan segala tema.

Mulai politik, budaya, sejarah, dan agama.

Gus sholah beri uraian dan analisis sebagai pencerah.

Populis dan justru sering menyapa siapa saja.

Tidak peduli orang punya tahta atau rakyat jelata.

Semua dianggap orang penting dan sebagai saudara.

 

Heran sekali.

Beberapa tahun injak kaki.

Di Tebuireng sebagai pengganti.

Telah banyak melakukan transformasi.

Sistem manajemen yang cepat diperbaiki.

Sarana dan prasarana dibangun dengan cepat sekali.

Entahlah bagaimana Gus Sholah bisa memberi.

Dengan cara dan metoda yang lihai.

 

Gus Sholah.

Bapak sudah berkiprah.

Untuk Pesantren pelanjut Embah.

Bahkan sudah beri waktu di pemerintah.

Tapi jika saya boleh usul dengan penuh rendah.

Gus Sholah di Tebuireng saja sampai dipanggil Allah Ta’ala.

Semua orang dan santri tetap berharap bisa.

Sebagai obat rindu pada Mbah Hasyim dan dzurriyah.

 

Gus….

Jujur dengan sebenarnya.

Meski hanya tiga tahun di sana.

Di Pesantren Tebuireng dan sekolah di SMA.

Boleh juga bukan santri yang bisa dibangga.

Tetapi saya sangat beruntung pernah.

Menjadi santri Tebuireng dengan pendidikan sangat berharga.

Modal untuk melanjutkan berjuang dakwah.

Apapun yang aku bisa lakukan meski sederhana.

Tetapi aku merasa Tebuireng modal utama.

Bisa menjadi rasa bangga dimana-mana.

Rinduku pada Tebuireng tidak pernah reda.

 

Gus..

Selamat ulang tahun.

Semoga Allah beri keselamatan.

Dengan kehidupan penuh keberkahan.

Malang, 11-09- 2018