Gus Miftah ziarah ke makam Gus Dur, Jumat (30/8/19) di Pesantren Tebuireng.

Tebuireng.online– Penceramah muda Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah kali ini mengunjungi makam Presiden ke-4 RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk berziarah dan membaca doa.

Kedatangan Gus Miftah ke Kota Santri sebenarnya untuk mengisi pengajian dalam haul Kiai Shobar Rosyadi ke-9 di Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Dikarenakan ingin ziarah ke makam Gus Dur, KH. M Hasyim Asy’ari dan KH. A Wahid Hasyim maka ia datang sehari sebelum acara.

Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman ini mengaku sangat mengidolakan Gus Dur sejak lama. Ia menganggap Gus Dur adalah gurunya dalam bergaul dengan manusia selama sehari-hari. Ia membaca dan sering mendengarkan cerita tentang Gus Dur.

“Saya hari ini berada di makam pejuang kemanusian bapak pluralisme Indonesia KH. Abdurrahman Wahid. Jadi kenapa saya ngefans dengan ia karena saya belajar memanusiakan manusia apapun agama dan suku bangsanya. Di belakang kita makamnya bersama KH. M Hasyim Asy’ari dan ayahnya KH. A Wahid Hasyim,” katanya saat ditemui usai ziarah makam Gus Dur, Jumat (30/8).

Dari Gus Dur, ia belajar untuk tidak membenci sesama manusia meskipun berbeda dalam agama, suku bangsa dan pilihan politik. Perbedaan baginya suatu keniscayaan yang tak bisa dielakkan. Karena di sanalah bukti Allah maha kuasa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Salah bila ada yang mengatakan Gus Miftah benci harakah (pergerakan agama) lain. Salah juga yang mengatakan Gus Miftah anti cadar. Kita tidak diajarkan Mbah Hasyim dan Gus Dur begitu,” tambah da’i yang fokus berdakwah bagi kaum marjinal ini.

Gus Miftah disambut oleh sejumlah pengurus utama Pondok Pesantren Tebuireng dan diterima di ndalem kasepuhan pesantren. Selanjutnya, Gus Miftah salat Jumat bersama para santri Tebuireng.

“Saat ini saya berada di kotak infak jalur ke makam Gus Dur. Dulu saya katakan sebulan Rp. 150 juta ternyata sekarang mencapai Rp. 300 juta. Dan hebatnya hasilnya tidak digunakan untuk membangun Pesantren Tebuireng. Tetapi untuk fakir miskin, duafa dan fuqara,” cerita Gus Miftah.

Dai muda yang dilahirkan di Lampung ini juga mendoakan semua santri Tebuireng dan jamaah yang hadir semoga lebih baik. Terkhusus lagi Pondok Pesantren Tebuireng semoga tambah berkah.

“Semoga bisa semakin berkembang dan bermanfaat,” tandasnya.

Pewarta: Syarif Abdurrahman

Publisher: RZ

Gus Miftah foto bersama Mahasantri Ma’had Ali Hasyim Asy’ari Tebuireng.