Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz pada acara “Doa bersama dari Tebuireng untuk Palestina”, pada Jum'at (24/11/2023) di Kawasan Parkiran Makam Gus Dur (KMGD)
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz pada acara “Doa bersama dari Tebuireng untuk Palestina”, pada Jum’at (24/11/2023) di Kawasan Parkiran Makam Gus Dur (KMGD)

Tebuireng.online– “Kita merasakan nikmat di sini dalam keadaan damai, penuh ketenangan tetapi saudara kita yang jauh di sana (Palestina) sedang mengalami peperangan,” ucap Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz pada acara “Doa bersama dari Tebuireng untuk Palestina”, pada Jum’at (24/11/2023) di Kawasan Parkiran Makam Gus Dur (KMGD). Acara ini diikuti oleh masyarakat sekitar, santri dan santriwati pondok sekitar Tebuireng.

Dalam sambutan, KH. Abdul Hakim Mahfudz mengajak agar selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah.

“Banyak hal yang harus kita syukuri, kita bisa berkumpul di sini. Kita diberikan kesehatan dan kita diberikan kelonggaran waktu merupakan nikmat yang luar biasa. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT. Semoga Allah senantiasa menambahkan nikmatnya kepada kita,” kata beliau.

Selain bersyukur, beliau juga mengajak agar kita sama-sama bermunajat kepada Allah untuk saudara kita yang sedang terkena musibah.

“Hari ini merupakan hari ke-44, banyak nilai-nilai kemanusiaan yang ditinggalkan, banyak nafsu-nafsu angkara murka yang diletupkan, mengakibatkan banyaknya korban, korban jiwa manusia, korban anak-anak muda, bahkan korban bayi-bayi. Oleh karena itu, pada pagi ini kita sama-sama bermunajat kepada Allah, di dalam kebersamaan, di dalam semangat ukhuwah masyarakat seluruh pondok pesantren Tebuireng,” imbuh beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau melanjutkan, bahwa bermunajat kepada Allah ketika terkena musibah bukanlah hal yang baru, KH. Muhammad Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim) telah mencontohkan pada zaman dahulu ketika sedang terkena musibah maka bermunajat kepada Allah. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Kiai Masduqi “Mbah Hasyim mengumpulkan semua orang untuk bermunajat kepada Allah, bertakbir, sampai akhirnya Indonesia menikmati kemerdekaan.” Perjuangan para Masyayikh, perjuangan para ‘Ulama, perjuangan semua santri pondok pesantren mempertahankan kemerdekaan Indonesia, itulah peristiwa 10 November.

“Mudah-mudahan dengan kebersamaan kita, dengan keikhlasan kita bermunajat kepada Allah SWT, Allah memberikan yang terbaik,” ucap putra KH Mahfudz Anwar ini.

وَمَكَرُوا۟ وَمَكَرَ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ

Orang-orang kafir itu membuat tipudaya kepada Allah, dan Allah membalas tipu daya mereka. Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya.”

Beliau mengajak kepada semua orang yang hadir untuk mendukung bangsa Palestina.

“Meskipun hanya Allah yang akan menjadikan suatu bangsa menang, suatu bangsa kalah, atau menjadikan suatu bangsa dalam kondisi susah. Tetapi dalam hal ini kita harus mendukung bangsa Palestina dengan bermunajat kepada Allah. Dulu pada saat kemerdekaan bangsa Indonesia, bangsa Palestina ikut mendukung untuk pengakuan kemerdekaan bangsa Indonesia. Sekarang kita saatnya bersama-sama mendukung Palestina dengan cara bermunajat kepada Allah,” ajak beliau dengan penuh semangat.

“Semoga munajat kita kepada Allah SWT, diijabah oleh Allah, bangsa Palestina diberikan kemenangan dari penindasan-penindasan,” pungkasnya.

Baca Juga: Maklumat Pesantren Tebuireng tentang Penindasan terhadap Palestina


Pewarta: Almara Sukma