KH. Agus Fahmi Amrullah Hadziq, saat menjadi salah satu pemateri di IAIS Malaysia, (26/08)

Tebuireng.online- KH. Fahmi Amrullah Hadzik atau yang kerap disapa Gus Fahmi, diundang sebagai pembicara dalam Forum Kemerdekaan (Sempena Bulan Kemerdekaan Malaysia dan Indonesia) untuk memperingati jasa besar Syaikhul Islam Tuan Guru Haji Abdullah Fahim dan Hadratussyaikh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy’ari pada Senin, (26/08/19) di International Institute of Advanced Islamic Studies (IAIS), Kuala Lumpur-Malaysia.

Tidak hanya Gus Fahmi, sejumlah tokoh Malaysia juga diundang sebagai nara sumber dalam acara tersebut, diantaranya adalah Prof. Dato’ Dr. Mohd. Yusof Othman, Prof. Dato’ Dr. Ahmad Murad Merican, dan Dr. KH. Muhammad Hasan, M. Ag.

Pada kesempatan tersebut, Gus Fahmi menyampaikan potret perjuangan KH. M. Hasyim Asy’ari. Dimulai dari riwayat beliau, riwayat pendidikan, organisasi maupun riwayat perjuangan beliau meraih kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari materi beliau,  “Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari memang tidak ikut bertempur di medan laga. Tetapi peran beliau dalam perjuangan amatlah besar,” ungkap beliau.  

Beliau melanjutkan penjelasan, bahwa pada masa penjajahan Belanda, Mbah Hasyim menolak dianugerahi bintang kehormatan oleh pemerintah Belanda. Sedangkan pada masa penjajahan Jepang, Mbah Hasyim mengeluarkan fatwa haram bagi bangsa Indonesia untuk melakukan Seikerei (penghormatan kepada dewa matahari dengan cara membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit).

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Gus Fahmi juga menyebut ucapan mbah Hasyim yang fenomenal  di depan audiens  “Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak bersebrangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan,” ucap cucu pendiri Nahdlatul Ulama ini.


Pewarta: Lu’luah

Publisher: MSA