tebuireng.online™ Malam ini Rabu, (01/04/15), Pesantren Tebuireng melalui Majelis Ilmi-nya kembali membuat agenda pengajian kitab kuning sehabis shalat isya’ di serambi masjid lantai 1. Setelah sebelumnya  pengajian kitab pada malam hari, diasuh oleh almarhum KH. Ishaq Latief.

Bertindak sebagai Qori’ adalah KH Fahmi Amrullah Hadzik. Beliau Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri dan merupakan cucu Hadhratus syeikh KH. Hasim Asy’ari. Kitab yang dikaji adalah Qami’ at-Tughyan, karangan Syekh Nawawi al-Bantani yang mensyarahi bait-bait syair Syeikh Zainuddin ibn Ali as-Syafi’i.

Sejak meninggalnya KH Ishaq Latif pada Jumat, (27/02/15) lalu. Pengajian kitab kuning pada malam hari di Pesantren Tebuireng menjadi sepi. Oleh karena itu pengurus pondok dalam hal ini Majelis Ilmi, mempunyai inisiatif untuk membuat jadwal pengajian kitab kuning bagi seluruh santri dan masyarakat umum sehabis sholat isya’.

KH Fahmi Amrullah Hadzik atau yang akrab dipanggil Gus Fahmi mengungkapkan bahwa dirinya bukanlah bertindak sebagai pengganti KH Ishaq Latief. “Saya tidak menggantikan beliau, beliau adalah guru saya, rasanya beliau itu tidak akan pernah tergantikan, istilahnya beliau itu adalah The Special One-lah atau bisa jadi The Only One.” Ungkapnya.

Gus Fahmi mengaku kegiatan pengajian ini hanya dilakukan setiap malam Kamis dan malam Senin saja, karena jadwal beliau yang cukup padat mengisi pengajian di beberapa majelis di tempat lain, dan hanya di dua malam itulah Gus Fahmi mangaku ada waktu kosong.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kemudian setelah membaca basmalah, beliau memulai membacakan kitab Qami’ at-Tughyan dan para santri memaknai kitabnya masing-masing. Sambil sesekali mereka tertawa saat Gus Fahmi menyelingi pengajiannya dengan humor.

Pada pertemuan pertama ini, sebagai pembuka, beliau hanya memaknai satu paragraf tulisan muqaddimah dalam kitab Qami’ at-Tughyan karya salah ulama besar Nusantara tersebut.© (Zen)