KH. Bahaudin Nur Salim (Gus Baha’) membedah kitab KH. Hasyim Asy’ari dalam acara Mahrest di Pesantren Tebuireng (15/11).

Pada acara bedah kitab “Adabul Alim Wal Muta’allim” karya KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bahauddin Nur Salim (Gus Baha’) memberi pesan kepada mahasantri Ma’had Aly agar lebih mendalam mempelajari teks-teks ulama, khususnya karya Kiai Hasyim.

Dalam penuturannya, Gus Baha’ memberikan contoh dalam kitab yang tertulis:

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الطَاهِرِيْنَ أَجْمَعِيْنَ

Menurutnya, jika diamati sekilas kalimat itu tampak sangat sederhana sekali, tapi ada urgensi yang perlu diketahui di dalamnya, yaitu:

  1. Kalimat Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad menunjukkan bahwa kita bersalawat kepada Nabi bukan berarti kita menuhankan Nabi. Karena pada intinya kita meminta kepada Allah agar memberikan selawat kepada Nabi. Hal ini menafikan perilaku kaum Nasrani yang menuhankan Isa. Karena pada dasarnya Muhammad sebegitu sempurnanya juga manusia. Beliau juga makan, menikah, dan punya anak. Dari situ akan terlihat bahwa Allah tidak akan diserupakan oleh umat Muhammad.
  2. Kalimat Ajma’in yang berarti bahwa semua sahabat Nabi tanpa terkecuali itu sangat kita hormati sebagai kaum Dengan adanya kalimat itu akan ada pembeda antara Ahlusunnah dengan kelompok lain yang hanya menghormati salah satu sahabat Nabi.

“Saya ketika membaca kitabnya Mbah Hasyim yang bagian ke-empat, ilmu itu harus dijaga per item per huruf. Sebab kualitas ilmu terjaga lewat situ,” kata Gus Baha’.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pewarta: Yuniar Indra