Kru Rumah Produksi Tebuireng (MaksiTBI) dan sebagian pemain Film Luqothoh foto bersama Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, saat sowan ke Ndalem Kasepuhan Tebuireng.

Tebuireng.online– Setelah sukses memproduksi film, Rumah Produksi Tebuireng (MaksiTBI) kembali menyiapkan proses shooting film baru. Film kali ini mengangkat realita kehidupan pesantren yang berkaitan erat dengan adab dan akhlak, salah satunya kejujuran. Film ini diputuskan berjudul “Luqothoh”, yang digarap bekerja sama dengan Rumah Produksi Yakase.

“Film ini mencoba mengaitkan kejujuran dengan barang temuan. Judul filmnya Luqotho dalam bahasa Fikih artinya “barang temuan”. Ada konflik asmara, konflik pertemanan antar santri, utang piutang, konflik fitnah, dan kehidupan keseharian santri,” jelas sutradara Film “Luqothoh”, M. Abror Rosyidin saat sowan pengasuh ke Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng pada Sabtu (15/10/2022).

Film ini akan menjadi film ke-4 Maksi, setelah Binar 2018,  Sakinah 2019, Jejak Langkah 2 Ulama 2020, selain dua webseries yang pernah diproduksi yaitu Ujian Hidup 2021 dan Alien Nyantri 2022. Sementara film Luqothoh adalah film perdana M. Abror sebagai Sutradara, karena sebelumnya pernah menjadi periset skrip, asisten sutradara, dan pimpinan produksi. Para kru juga dimentori oleh sutradara kondang Nurman Hakim dan untuk para pemeran dimentori oleh aktor komedi yang sedang naik daun, Ukil Kentrunk.

Filim terbaru MAKSI, Luqhotoh a film by Abror Rosyidin.

Produser film Luqothoh sekaligus Direktur Utama Rumah Produksi Tebuireng, Amin Zein menyebut bahwa film Luqothoh ini dilakukan secara swadaya kru dan tidak membebani pesantren.

“Kami membiasakan pola hidup dan pola pikir yang bergerak walau dalam keterbatasan,” ujar pria yang juga Dosen Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Memberikan pengarahan soal penggarapam film ini, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin mengapresiasi misi dakwah dan berbagi kebaikan kepada masyarakat melalui film sebagaimana yang dilakukan Maksi. Menurut Gus Kikin, film dan drama serial sangat kuat dalam membangun opini publik.

Gus Kikin menjelaskan bahwa dalam menggarap produk kreativitas tidak boleh terbebani oleh halangan, karena hal tersebut justru merupakan pengalaman berharga yang tidak terlupakan. Untuk itu, kiai yang juga pengusaha tersebut mengingatkan supaya kreativitas tidak terhambat oleh nafsu.

“Kita ini kadang kreativitasnya terbunuh oleh nafsu. Sehingga setiap kita mau melakukan kerja kreatif terhambat oleh nafsu sendiri. Itulah kenapa kita tertinggal oleh mereka (Barat/Hollywood),” jelas Gus Kikin.

Gus Kikin menambahkan agar kreativitas tidak sampai kalah dengan akal, karena kreativitas lahir dari keikhlasan hati. “Seringkali keikhlasan hati kita kalah dengan akal yang dikendalikan oleh nafsu kita, orang yang hanya memakai akal pasti dia kalah dengan nafsunya,” tambah Wakil Ketua PBNU itu.

Film ini akan mulai proses pengambilan gambar pada 25 Oktober-15 November 2022 dengan mengambil dua lokasi utama, yaitu di Pondok Pesantren Mbah Bolong Watugaluh Jombang dan Pondok Pesantren Mahir ar-Riyadh Ringin Agung Kepung Kediri. Tokoh Utama, Kaf, akan diperankan oleh Gus M. Dzannuroin Aldivano yang sebelumnya dalam film Jejak Langkah 2 Ulama berperan sebagai KH. Hasyim Asy’ari remaja.

Pewarta: Aros