tebuireng.online– Forum Bahtsul Masa’il (FBM) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang pada tahun ini kembali menggelar Bahtsul Masail se- Jawa & Madura. Acara ini dilaksanakan di Serambi Masjid Tebuireng. Dikuti oleh beberapa santri putra dari berbagai Ma’had Aly dan pondok pesantren yang ada di Jawa dan Madura. Sesuai dengan agenda acara yang telah disiapkan oleh panitia, acara ini dilaksanakan selama dua hari, dari tanggal 24-25 Februari 2016.
Tujuan acara Ini adalah menyediakan forum komunikasi Membangun silaturahmi antar Ma’had Aly dan pesantren se Jawa-Madura serta membahas permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat dalam kacamata fikih. Dalam acara ini, sekitar 34 Ma’had Aly atau pondok pesantren yang berpartisipasi, mengirimkan dua peserta sebagai delegasi. Di antara Ma’had Aly atau Pesantren yang menghadiri acara ini adalah Pesantren Blok Agung Banyuwangi, Pondok Pesantren Lirboyo, Pondok Pesaren Ploso, Paculgowang Jombang, STISNU Tangerang, Ma’had Aly Tremas Pacitan, Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak, dan pesantren lainya.
Pada rabu sore, berbagai delagasi dari Ma’had Aly dan Pondok Pesantren yang ada di Jawa dan Madura berdatangan untuk berpartisipasi dalam acara ini. Pembukaan dimulai sekitar pukul 20.30 WIB. Acara ini dibuka langsung oleh KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi., selaku Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari sudah mendapatkan legilitas Peraturan Menteri Agama. Beliau juga sangat berharap dengan adanya program ini kedepannya dapat meningkatkan kajian kitab kuning untuk memecahkan persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Ahmad Istikhori salah satu Mahasiswa STISNU Tangerang, yang mengikuti acara ini mengakui mendapatkan pengalaman banyak. “Hadirnya kita disini, untuk menjalin silaturahmi dan kerjasama dalam kajian literasi kitab kuning antar lembaga Pesantren.” Ungkap Mahasiswa semester II ini. “selain itu, saya pribadi terkesan dengan rekan –rekan di Jawa Timur perihal membahas permasalahan begitu mendalam keilmuaanya, dan kemajuan perkembangan Ma’had Aly khusunya di daerah Jawa timur,” tambahnya.
Dalam Bahtsul Masail ini dibahas permasalahan permasalahan seputar rokok babi (filter rokok yang mengandung darah babi), Jual beli Mayat, Kontroversi Wali (laa ya’rifu wali illa wali), dan penyakit menular TBC. Sekitar 75 orang dari 34 pesantren dan Ma’had Aly turut serta membahas permasalahan tersebut. Bertindak sebagai mushahih adalah KH. Muhibbin Aman Pasuruan, KH. Mukhlis Dimyati Jombang, dan KH. Muthoharun Afif Mojokerto, sedangkan sebagai perumus Agus Arif dan KH. Nur Hannan, dan dipimpin moderator Agus Irfan usriya, Ustadz Syadad dan Ustadz Nurito.
Bahtsul Masail ini dibagi menjadi tiga jalsah (pertemuan). Jalsah pertama dilaksanakan pada 20.30-00.30 WIB, jalsah kedua pada 08.30-12.40 WIB, dan jalsah ketiga pada pukul 14.00-16.15 WIB. Ketua panitia Ibnu Bakir mengatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh Forum Bahtsul Masail (FBM) yang dibawah naungan Badan Eksekutif Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari sebagai wadah pengembangan khazanah literasi kitab kuning. Dimulai sejak tahun 2014 dengan format se-Jawa Timur, kini di tahun 2016 semakin diperluas menjadi se-Jawa dan Madura. “Saya berharap ini menjadi bagian dari kontribusi kami untuk melestarikan budaya pesantren ini agar tak lekang oleh waktu,” kata pria asal Pekalongan itu. (romi/abror)