
Mengenal awal mula penciptaan plastik
Jhon wesley Hyatt adalah penemu polimer sintesis pertama pada tahun 1869. Ia menemukan polimer sintesis terinspirasi dari tawaran perusahaan New York, untuk siapa saja yang bisa mengganti gading. maka, diberi hadiah sebesar 10.000 dollar AS. Pada masa itu, gading gajah sangat banyak diminati oleh berbagai perusahaan. Dengan demikian, gajah semakin punah dan mengancam kelestarian lingkungan. Oleh karenanya, dibuatlah tawaran tersebut.
Pada tahun 1959 Sten Gustaf Thulin menemukan dan mengembangkan plastik, menjadi kantong plastik. Mulanya Sten Gustaf Thulin ingin menyelamatkan bumi karena penggunaan kantung kertas semakin banyak. Sehingga, penebangan pohon terus dilakukan. Tentu hal ini mengancam keberlangsungan alam. Kantung plastik diciptakan untuk digunakan berkali-kali sampai dia rusak dengan sendirinya.
Dengan sifat yang tahan terhadap berbagai suhu ruang, tahan air, ringan, elastis dan mudah dibentuk, membuat plastik semakin banyak digemari setiap manusia, dan perusahaan besar tentuya. Semua berlomba-lomba membuat berbagai barang dengan plastik. Ini menjadi penemuan paling revolusioner. Namun, karena terlalu nyaman dengan kepraktisan, kantung plastik digunakan hanya sekali pakai dan menumpuk menjadi sampah.
Penggunaan plastik
Berawal dari penyelamat bumi, berubah menjadi musuh terbesar bumi. Penggunaan plastik yang terus meningkat, tanpa dibarengi dengan kesadaran manusia mengenai bahayanya, membuat plastik semakin menumpuk. Sehingga, membentuk gunung sampah yang tidak dapat terurai. Mungkin bisa terurai, tapi menunggu 100 hingga 1000 tahun lamanya. Sampah tersebut berada dimanapun tempat kita berpijak. Tumbuhan dan hewan yang tak pernah menggunakannya, pun terkena imbasnya. Lautan penuh dengan sampah plastik, tidak jarang kita melihat berita atau bahkan melihat langsung, banyak hewan mati disebabkan makan plastik atau terjebak sampah plastik.
Baca Juga: BANK SAMPAH TEBUIRENG (BST)
Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar didunia. Menurut data SIPSN (Sistem Informasi Pengolahan Sampah) Indonesia menghasilkan 757,000.32 (ton/tahun). Dari beberapa data yang ditemukan, setiap tahunnya terdapat 182,7 miliar kantong plastik yang digunakan di Indonesia, dengan total bobot sampah kantong plastik mencapai 1.278.900 ton. Indonesia menghasilkan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak terkelola setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,29 juta ton berakhir di laut. Bukan angka yang kecil, sehingga banyak negara yang menyoroti indonesia agar menekan angka tersebut. Menjadi negara kontributor polusi sampah dunia, sudah semestinya sebagai warga negara untuk ikut berpartisipasi membebaskan negara dari sampah, terutama plastik.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia terus menghasilkan sampah. Terutama sampah plastik. Dari kamar mandi ditemukan berapa plastik disana. Mulai dari botol shampo, botol sabun, wadah pasta gigi, sikat gigi, kantung detergen dan lain sebagainya. Ini baru kamar mandi, belum yang didapur maupun ruang lain didalam rumah. Setiap belanja, kita selalu diberi penjual kantung plastik. Entah membeli sayur, buah, jajan atau belanjaan yang lain. Tentu ini semakin menymbangkan banyak sampah ke bumi. Rata-rata manusia menggunakan plastik sekitar 12-15 menit untuk kemudian dibuang.
Bahaya plastik
Sampah berbahan dasar polimer ini, sangat berbahaya bagi kesehatan. Belum lagi penggunaannya sering digunakan saat membeli makanan. Sampah yang mengandung banyak bahan kimia dan racun ini, ketika digunakan untuk wadah makanan, maka, racun akan berpindah ke makanan. Plastik dapat memicu berbagai penyakit. Seperti kanker, gangguan kehamilan, kerusakan pada jaringan tubuh dan masih banyak bahaya lainnya.
Bagi lingkungan, plastik bisa merusak dimanapun berada. Ketika berada pada tanah dia merusak kesuburan tanah, jika di laut bisa merusak kebersihan laut dan merusak rantai makanan biota laut. Selain terdapat pada tanah dan laut, sampah ini juga sudah mencemari udara. Komponen plastik yang sudah tersebar melalui udara sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, maupun makhluk hidup yang lain.
Baca Juga: Gerakan Bersama Atasi Sampah di Pesantren
Seiring berjalannya waktu, plastik akan rusak dan berubah menjadi mikro plastik. Kepingan plastik yang sangat kecil tersebut dimakan oleh biota kecil di laut, kemudian dimakan ikan yang lebih besar, dan ikan tersebut diambil oleh nelayan, tak lama ikanpun dibeli oleh konsumen. Dengan begitu, plastik sudah berada di meja makan kita. Ikan yang mengandung mikro plastik masuk kedalam perut manusia, secara sadar atau tidak. Mikro plastik sudah bersarang pada tubuh manusia.
Solusi
Seiring berjalannya waktu, permasalahan sampah yang menjadi isu global yang mengkhawatirkan. Zero Waste mulai digaugkan dimana-mana, gerakan anti plastik terus menjamur demi keselamatan bumi. Tumpukan sampah yang menggunung bagaikan bom waktu yang tak lama akan meledak, dan bumi semakin sakit.
Zero Waste (anti sampah) sendiri merupakan konsep untuk memaksimalkan sampah yang dihasilkan. Dengan gerakan mengurangi konsumsi barang sekali pakai, menggunakan kembali kemasan yang masih bisa dipakai dan terus memaksimalkannya agar tak berakhir menjadi sampah yang sia-sia. Sebagai manusia yang sadar mengenai bahaya plastik, sudah saatnya untuk bijak dalam menggunakannya. Dimulai dari diri kita sendiri.
Tips Zero Waste asik: Mengurangi penggunaan plastik, dengan meminimalisir membeli barang yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Membawa botol air, agar tak perlu membeli air kemasan sekali pakai. Belanja membawa kantung sendiri dari rumah. Tidak menggunakan sedotan plastik. Tips yang terakhir, daur ulang sampah plastik.
Baca Juga: Dampak Sampah Terhadap Perubahan Iklim
Mari bijaksana dalam menggunakan plastik. Mau sampai kapan sampah plastik terus menggunung tanpa adanya perubahan yang signifikan?. Tanamkan dalam diri setiap individu untuk tidak meremehkan bahaya plastik yang sudah didepan mata.
Penulis: Aulia Rachmatul Umma
Editor: Rara Zarary