tebuireng.online—Sisi lain di balik suksesnya acara Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) yang menyabet rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) ini, nampak perjuang dari para petugas Jasa Boga (Jabo) Pesantren Tebuireng. Sebanyak 7.445 santri Pondok Pesantren Tebuireng dan juga sekitarnya melahap satu ekor ikan makarel yang diolah dalam dua warna pada Jumat (18/11/16). “Kami memasaknya menjadi dua macam masakan, bumbu kuning dan rica-rica ikan sebanyak 1,6 ton,” tutur Tite Dwi Mayangsari selaku ahli gizi Jasa Boga Pesantren Tebuireng.
Kepada tebuireng.online ia menjelaskan bahwa Jasa Boga Pesantren Tebuireng memiliki 14 pemasak, kemudian ditambah delapan orang tim pemasak dari masyarakat sekitar Tebuireng untuk membantu dalam mengolah ikan tersebut. Tite menambahkan, “Di sana (Kawasan Makam Gus Dur, red) sudah disiapkan lima pos untuk menyajikan makanannya. Panitia yang menyiapkan. Kita hanya sebagai distributor dan dibantu oleh 100 santri Madrasah Mu’allimin Tebuireng.”
Sebanyak 1,6 ton ikan makarel dimasak sejak jam 12.00 sehari sebelum pemecahan Rekor MURI (17/11/16), berikut beras yang disiapkan sebanyak 6 kwintal tersebut dimasak semalam suntuk oleh petugas Jasa Boga Pesantren Tebuireng. “Ibu-ibu yang masak bergantian, ada yang nginep di sini juga. Tidurnya gantian” ungkap Tite.
Tite meyakini atas kemampuan para petugas Jasa Boga Pesantren Tebuireng. “Memasak satu kali makan ini sama dengan tiga kali makan di Pesantren Tebuireng, jadi kami sudah terbiasa, namun tetap butuh tenaga bantuan,” jelasnya. Tite menambahkan, “Awalnya kami sedikit kaget dengan jumlah bahan yang akan kami olah, tapi kami yakin kami bisa, bisa, dan bisa tembus rekor MURI,” pungkasnya.
Pewarta: Aulia Rahma
Editor: Farha Kamalia
Publisher: Farha