Santri sedang belajar (foto: tebuirengonline)

Dalam Kitab ‘Ayn al-Dzahab fi Halli Alfazh Manzhumah Adab al-Thalab, disebutkan bahwa ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan empat cara utama. Pengarang kitab menyampaikan hal ini dalam bentuk bait nadzam:

واعلم بأن العلم بالتعلم والحفظ والإتقان والتفهم

“Ketahuilah bahwa ilmu diperoleh melalui belajar, menghafal, menekuni, dan memahami.”

Baca Juga: Ini Keutamaan Belajar dan Mencari Ilmu

Bait ini menjelaskan bahwa ada empat syarat utama yang harus dipenuhi agar seseorang bisa mendapatkan ilmu dengan benar dan mendalam. Berikut penjelasan dari masing-masing syarat tersebut:

  1. Ta’allum (Belajar)

Belajar adalah langkah pertama dalam meraih ilmu. Dalam Islam, belajar bukan hanya sekadar membaca atau mendengar, tapi juga usaha sungguh-sungguh untuk memahami dan meyakini apa yang dipelajari. Kata ta’allum menunjukkan proses aktif dalam mencari ilmu, yaitu hadir di majelis ilmu, bertanya kepada guru, serta terus-menerus menambah wawasan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Orang yang benar-benar belajar akan menyadari bahwa dirinya memiliki tanggung jawab untuk memahami isi ilmu tersebut, bukan sekadar mengetahuinya secara sepintas.

  1. Hifz (Menghafal)

Setelah belajar, langkah berikutnya adalah menghafal. Ilmu yang sudah diperoleh harus disimpan dengan baik dalam ingatan dan hati, agar tidak mudah dilupakan. Dalam konteks ini, menghafal bukan hanya sekadar menyimpan informasi, tetapi juga menjaga ilmu agar tetap hidup dan siap digunakan kapan pun dibutuhkan. Namun, penting untuk diingat bahwa hafalan tanpa pemahaman tidaklah cukup. Ilmu yang hanya dihafal tetapi tidak dipahami bisa menjadi dangkal dan mudah hilang. Oleh karena itu, menghafal harus dibarengi dengan pemahaman yang baik.

  1. Itqan (Menekuni dengan Teliti)

Ketelitian dan ketekunan dalam belajar dan menghafal. Ini adalah tingkat yang lebih tinggi dari sekadar mengetahui atau mengingat. Orang yang mutqin (teliti dan ahli) akan memahami ilmu dengan mendalam, tidak mudah bingung, serta mantap dalam menyampaikan atau menerapkannya.

Baca Juga: Cara Mudah Memperoleh Keberkahan Mencari Ilmu

Seseorang bisa saja tidak hafal secara tekstual, tetapi jika ia menekuni ilmunya dengan sungguh-sungguh, maka ia akan memiliki pemahaman yang kuat dan tidak mudah ragu dalam menghadapi berbagai ujian.

  1. Tafahhum (Pemahaman)

Pemahaman adalah inti dari ilmu. Dalam bahasa Arab, kata tafahhum menunjukkan proses memahami secara bertahap dan mendalam. Ini bukan hanya soal mengetahui isi suatu ilmu, tapi juga menyadari makna dan konteksnya, serta mampu menjelaskan atau mengajarkannya kepada orang lain.

Ilmu yang benar-benar dipahami akan lebih mudah diterapkan dan lebih bermanfaat dalam kehidupan. Karena itu, belajar tanpa pemahaman sejatinya belum bisa disebut sebagai ilmu yang sempurna.

Baca Juga: Previlege Hidayah dalam Mencari Ilmu, Kajian Bidayatul Hidayah Seri #1


Penulis: Puput Nur Avita, Mahasantri Mahad Jamiah Hasyim Asy’ari



Reference: Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, ‘Ayn al-Dzahab fii Halli Alfazh Manzhumah Adab al-Thalab (Banten: Maktabah Darus-Sunnah, 2023), hal 15.