Emil Elestianto Dardak atau yang akrab disapa Emil Dardak, menyampaikan orasi ilmiah dalam purna wisuda Purna Siswa Yayasan KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang pada Sabtu (05/05/2018) di halaman SMA A. Wahid Hasyim. (Foto: Bagas: Kopi Ireng)

Tebuireng.online— Emil Elestianto Dardak atau yang akrab disapa Emil Dardak, menyampaikan orasi ilmiah dalam purna wisuda Purna Siswa Yayasan KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang pada Sabtu (05/05/2018) di halaman SMA A. Wahid Hasyim. Dalam orasinya, Bupati Trenggalek (non aktiv) tersebut menyampaikan berbagai pengalamannya saat tengah menuntut ilmu.

“Pendidikan adalah investasi terbaik yang hasilnya tidak kita lihat langsung sekarang, tapi akan kita lihat belakangan, disitu saya merasakan betul apa yang dikatakan ibunda saya adalah benar” ungkap suami artis Arumi Bachsin itu.

Terlahir dari keluarga abdi negara (PNS), Emil Dardak menceritakan pengalamannya mampu menyelesaikan pendidikan di luar negri dengan beasiswa yang terus mengucur. Dari pengalaman tersebut, Emil Dardak menyampaikan, bahwa perjuangan untuk mendapatkan pengalaman tersebut tidaklah mudah.

Saat mengenyam pendidikan yang cukup jauh dari orang tua, Emil Dardak sangat mengedapankan prinsip optimisme dalam belajar. Emil Dardak juga menyulut semangat para wisudawan untuk terus menggelorakan semangat perjuangan.

“Indonesia memang sudah merdeka, penjajahpun sudah tidak ada lagi. Namun, hal tersebut justru menjadi tantangan terbesar bagi Bangsa Indonesia, sebagai negara yang mampu merebut kemerdekaan, Bangsa Indonesia harus bisa membuktikan dan mensejahterakan insan Bumi Pertiwi,” tambahnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Emil Dardak juga mengungkapkan, kaum bersarung atau santri harus memiliki keberanian nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan dan berani mengatakan tidak pada para penjajah. “Menggunakan sarung adalah wujud nasionalisme yang berani mengatakan tidak pada para penjajah. Sesungguhnya rasa nasionalisme ini terpatri pada diri santri dan santriwati,” ungkap peraih doktor di usia 22 tahun tersebut

Ia menyebut, yang paling penting bagi Bangsa Indonesia dan generasi muda bukanlah bagaimana cara untuk sukses terus-menerus, tetapi bagaimana bangkit dari kegagalan, dan kesuksesan yang tertunda. Bupati muda tersebut juga mengatakan, kesempatan akan datang pada para pemuda tanpa disangka.

“Kita bisa saja mendapatkan peluang, mendapatkan kesempatan, tapi kalau kondisi kita tidak siap, fisik tidak matang, maka kesempatan itu akan lewat begitu saja. Bagi adik-adik sekalian yang hari ini lulus, baik melalui sekolah maupun para mu’allimin yang tentunya akan memperkenalkan, dan mensyiarkan ajaran Islam, tentunya harus selalu siap untuk mengambil tanggung jawab, kapan dan di mana saja kalian berada nanti,” lanjutnya berorasi.

Pada tahun ini, Yayasan Hasyim Asy’ari mewisuda 1047 santri dari berbagai unit yang ada, baik dari jenjang SLTA maupun SLTP. Adapula yang lulus dari madrasah yang khusus mengkaji kitab kuning, yaitu Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ari.


Pewarta:            Ana Saktiani Mutia

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin