Beberapa pembina Pesantren Tebuireng mengikuti penyuluhan edukasi tentang Gizi untuk santri, di meeting room gedung KH. M. Hasyim Asy’ari. Jumat (09/02/18). (Foto: Bagas)

Tebuireng.online- Tiga orang trainer gizi secara sukarela mengadakan pelatihan gizi di Pesantreen Tebuireng. Tiga orang ini adalah Niken Yuli A.P, Titte Dwi Mayangsari, dan Milladungka Rochmah. Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh Pembina pondok putra dan putri Tebuireng, di gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 2, Jumat (09/02/18).

Mereka bertiga merupakan alumni pelatihan gizi pada tahun 2016, yang dilaksanakan atas kerjasama Pesantren Tebuireng, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), dan PT. Otsuka Jakarta. Pada saat itu pelatihan gizi di pesantren-pesantren dilaksanakan rutin dengan sokongan dana dari PT. Otsuka. Setelah pelatihan gizi tahun 2016, kegiatan ini sempat berhenti, dan saat ini diadakan kembali namun dengan sukarela.

Menurut Titte, salah satu pemateri dalam pelatihan, kegiatan ini diselenggarakan karena adanya regenerasi pembina yang membutuhkan edukasi tentang gizi.

“Saya harap, dengan adanya pelatihan gizi ini, para pembina dapat menyampaikan kepada santri, tentang pentingnya keseimbangan gizi dalam makanan,” ujar Titte.

Dalam forum itu juga diadakan diskusi seputar pola hidup sehat di Pesantren. Pembina-pembina yang hadir, banyak menanyakan tentang kebiasaan santri, mulai dari sering mengantuk hingga seringnya mengonsumsi mie instan dikalangan santri. Beberapa persoalan tentang Jasa boga (Jabo) Pesantren Tebuireng juga dibahas dalam diskusi ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Salah satu pembina kamar pondok Putra, Ustad Ubaidillah, menanyakan tentang kombinasi menu Jabo yang kurang sesuai. Pertanyaan seputar Jasa boga ditanyakan, karena salah satu pemateri merupakan ahli gizi yang mengabdi di Jasa Boga Pesantren Tebuireng.

Pelatihan ini bukan kegiatan rutin yang diselenggarakan pihak pesantren Tebuireng, melainkan merupakan usaha sukarela dari beberapa trainer gizi. Tidak ada rangkaian acara formal dalam kegiatan ini, melainkan hanya penyampaian materi secara santai dan bersifat diskusi. Titte juga menyampaikan, bahwa setelah kegiatan ini, para pembina dapat mengundang secara langsung pemateri-pemateri yang hadir pada kegiatan ini, untuk dapat mengisi sosialisasi kepada santri.

“Untuk para santri, saya berharap agar dapat menjaga keseimbangan gizi dalam mengonsumsi makanan, agar dapat terjaga kesehatannya,” harapan Titte yang disampaikan kepada Tim Tebuireng Online.


Pewarta: M. Najib

Editor/Publisher: Rara Zarary