Oleh: Faizal Amin*
Ziarah kubur khususnya kepada para wali Allah merupakan sebuah perilaku yang sudah menjadi adat atau kebiasaan khususnya bagi kaum Nahdliyin. Ziarah pada umumnya dilakukan dengan berbagai alasan mulai dari mencari keberkahan, mempunyai hajat, dan lain sebagainya.
Ziarah kubur identik dengan membacakan Tahlil dan Yasin untuk para ahli kubur dan kemudian mereka berdoa, bertawasul, melalui para wali yang mereka ziarahi.
Dalam kajian Islam ziarah kubur merupakan sebuah kesunahan untuk dilakukan, Rasûlullah Saw, bersabda:
وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن رسول الله قال كنت نهيتكم عن زيارة القبور أي مطلقا فزوروا وفي نسخة فزوروها فإنها أي زيارة القبور أو القبور أي رؤيتها تزهد في الدنيا قال ذكر الموت هادم اللذات ومهون الكدورات ولذا قيل إذا تحيرتم في الأمور فاستعينوا بأهل القبور هذا أحد معنييه وتذكر الآخرة وتعين على الاستعداد لها (رواه ابن ماجه)
“Dari Ibn Mas’ud r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda: Adalah aku (dulu) melarangmu berziarah kubur (secara mutlak), maka saat ini berziarahlah.” Manfaat ziarah/melihat pemakaman Agar zuhud di dunia selalu teringat kematian menghilangkan kesuntukan, mengingat akhirat dan selalu mempersiapkan bekal menujuNya, karenanya dikatakan “Bila kalian kebinghungan akan permasalahan-permasalahan kalian maka tolonglah (selesaikanlah) dengan berziarah pada orang-orang yang menghuni kubur.” (HR. Ibn Maajah)
Selain faidah yang diriwayatkan Ibnu Majah di atas, ada dua faidah menarik menurut para ulama bagi orang-orang yang senang ziarah kubur para wali, faidah ini disebutkan dalam kitab Fawidul Mukhtaroh karya Ali bin Hasan Baharun yang merupakan kitab rangkuman intisari dari kalam-kalam Habib Zain bin Ibrahim bin Smith.
سئل الحبيب أبو بكر بن عبد الله العطاس؛ ماذا يعطي زائر قبر الولي، قال يعطي إحدى خصلتين، الأولى وهي الأقل، أن يغفر الله ذنوبه، والثانية وهي العليا أن يعطي مرتبة ذلك المزور
“Habib Abu Bakar bin Abdillah, pernah ditanya ‘Apa yang akan didapat atau diberikan pada orang yang ziarah ke makam wali, beliau berkata ada dua yang akan mereka dapat, pertama (ini minimal) akan diampuni segala dosanya, kedua (ini yang tinggi) yaitu mendapat darajat seperti orang yang diziarahi.”
Bahkan dalam kitab yang sama disebutkan, bahwa Imam al-Faqih Ahmad bin Muhammad ba Isa berkata;
قال الفقيه أحمد بن محمد باعيسى: من زارني بصدق نية في قبري وطلب حاجته في زيارته فإن لم تقض فأنا ولد زنا
Artinya: “al-Faqih Ahmad bin Muhammad ba Isa berkata, barang siapa yang ziarah ke kuburanku dan niat yang baik dan dia mempunyai hajat (keinginan) dalam ziarah tersebut, maka jika hajatnya tak terkabul anggap saya anak zina.” Wallahualam.
*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Jombang.