ilustrasi : tobat

Syaikah Sa’id Ramadhan al-Buthi pernah menugkapkan bahwasanya terdapat dua sebab mengapa manusia melakukan sebuah kemaksiatan terhadap Allah Swt.

Pertama, bisa jadi karena seseorang tersebut meremehkan terhadap maskiat yang ia lakukan. Kedua, karena lemah atau tidak dapat mengendalikan dirinya.

Lantas jika seseorang tersebut bermaksiat karena menganggapnya suatu hal yang remeh, maka sesungguhnya hal itu sangat berbahaya bagi dirinya. Seseorang seperti itu akan sulit mendapatkan sebuah perdikat dari Allah yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, pada surah Asy-Syura Ayat 30

وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ

“Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Jika saja seseorang tersebut berbuat maksiat karena kelemahan (diri), yakni ia sejatinya tidak bermaksud untuk bermaksiat kepada Allah, hanya saja bisa jadi Allah menciptakan kebodohan kepada seorang hambanya atau dikarenakan Allah menciptakan syahwat dan nafsu dalam dirinya hambanya terutama saat ketika masa muda dan dewasa (sehingga ia berbuat maksiat)

Maka apabila ia melakukan maksiat atas keterangan yang telah dijelaskan di atas, maka orang tersebut akan bertemu dengan Allah, kemudian Allah memaafkan dan menerima taubatnya.

Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi berkata, “Bila kamu melakukan suatu hal yang haram, dan kamu sendiri tahu bahwa hal tersebut dilarang tetapi engkau sendiri tidak mampu menghindarkannya, maka bacalah doa ini;

أَللهمَّ إِحْرَمْنِيْ لَذَّةَ مَعْصِيَتِكَ وَارْزُقْنِي لَذَّةَطَاعَتِكَ

“Ya Allah, luputkan aku dari kelezatan maksiat kepada-Mu, dan berikanlah aku kelezatan untuk dapat taat kepada-Mu”.

Semoga dengan wasilah doa tersebut kita bisa terhindar dari sifat lalai dan terjerumus dalam dosa.

Wallahu a’lam.


*Dimas Setyawan, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari