Oleh: Izzatul Mufidati*

Kesehatan merupakan mahkota bagi kehidupan manusia yang harus dilestarikan. Melepaskan mahkota kesehatan sama halnya dengan menjerumuskan kehidupan kepada kehancuran. Memelihara nilai-nilai kesehatan merupakan obat mujarab yang tiada duanya, dan mencegah datangnya penyakit lebih baik dari pada mengobati penyakit.

Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan,  baik kesehatan fisik, jiwa maupun lingkungan. Hal ini dapat ditemukan dalam al-Quran dan Sunnah Nabi yang merupakan sumber hukum Islam dan menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Ajaran syariat Islam yang berkenaan dengan kesehatan. Dalam hal ini, terdapat dalam firman Allah SWT. Surah Al-Muddatstsir ayat 4-5:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ ۝ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ۝

“Dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkan segala macam kotoran.” (Q.S. Al-Muddatstsir : 4-5)

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ayat tersebut merupakan wahyu kedua yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Yang mana menjelaskan tentang kebersihan yang dibarengi dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan membesarkan nama Allah SWT.

Masih dalam konteks menjaga kesehatan, pada masa Rasulullah SAW. Suatu ketika pernah Rasulullah SAW. melarang memasuki daerah yang terjangkit penyakit tha’un (menular) dan melarang bagi daerah tersebut untuk keluar. Hal ini merupakan cara pencegahan terbaik agar penyakit tersebut tidak menular. Karena memasuki daerah yang dijangkiti penyakit menular berarti menyongsong penyakit dan memasukkan diri kedalam cengkraman penyakit. Dan menghindarkan diri dari memasuki daerah tersebut merupakan upaya awal yang ditunjukkan Allah melalui Rasul-Nya untuk menghindarkan diri dari terkena penyakit.  Dalam hal ini, Beliau bersabda:

“Apabila kalian mendengar adanya wabah di suatu daerah, janganlah mengunjungi daerah itu, tetapi apabila kalian berada di daerah itu, janganlah meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain ikhtiar untuk memperoleh kesehatan, terdapat doa untuk memperoleh kesehatan yang dibaca 3x pada waktu pagi dan petang. Do’a tersebut berbunyi:

اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Ya Allah selamatkanlah tubuhku (dari penyakit yang tidak aku inginkan). Ya Allah selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau sesuatu yang tidak aku inginkan). Ya Allah selamatkanlah penglihatanku. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung dari kekufuran dan kefakiran, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tiada Tuhan (yang berhak di sembah) kecuali Engkau” (HR. Abu Daud dan Ahmad).


Disarikan dari Buku Seribu Sunnah dalam Sehari Semalam


*Alumni STIT al Urwatul Wutsqo