Oleh: Ibnu Ubai*

Dalam melaksanakan shalat fardhu, terkadang kita sering lupa tidak membaca doa yang telah diajarkan oleh Nabi saat tahiyat akhir sebelum salam.

Sebagaimana allah berfirman dalam al-Quran surat al-Ghafir ayat 60:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Artinya : “Dan tuhanmu berfirman,“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sessungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.”

Di dalam duduk tahiyyat akhir ini, musholli (orang yang sholat) harus membaca tasyahud, sholawat, dan salam. Ketiganya terangkum dalam satu bacaan yang dikenal oleh sebagian orang dengan istilah bacaan tahiyyat, karena dimulai dengan kalimat at-tahiyyatul mubarokatus hingga innaka hamdum majid.

Setelah bacan tahiyyat itu selesai, alangkah baiknya kita juga membaca doa-doa yang telah Rasulullah ajarkan kepada kita. Karena saat itu menjadi tempat doa mustajab untuk munajat kepada Allah. Sebagaimana doa yang tercantum dalam kitab Fathul Muin karangan Syekh Zainuddin Abdul Aziz halaman 22:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَما أَخَّرْتُ، وَما أَسْرَرْتُ وَما أَعْلَنْتُ، وَما أَسْرَفْتُ، وَما أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ رواهما مسلم [رقم: 588, 771]

Allamughfirli ma qaddamtu wa ma akh-khart, wa ma asrartu wa ma a’lantu, wa ma asraftu, wa ma anta a’lamu bihi minni, antal muqaddimu wa antal muakhkhiru, la ilaha illa anta. Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban nar.

Artinya : Ya Allah ampunilah dosaku yang telah lewat dan dosaku yang akhir, dosa yang aku sembuyikan dan yang tampak, dan dosa yang Engkau lebih tahu daripada diriku. Engkaulah Maha Awal dan Maha Akhir, Tiada Tuhan selain Engkau, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.(HR. Muslim 588 dan Bukhori 771).

Adapun doa-doa lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shahih Bukhori:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ومِنْ عَذَابِ النَّارِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ [البخاري رقم: 1377, ومسلم رقم: 588]

Allahumma ini a’udzubika min adzabil qabri wa min ‘adzabin nari wa min fitnatil mahya wal mamati wa min fitnatil masihid dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku meminta perlindungan dari-Mu dari siksa qubur, dari siksa neraka, dari fitnah kehidupan dan kematian.” (H.R. Bukhori 1377, Muslim 588)

Sebenernya banyak sekali ragam doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti halnya doa yang diajarkan oleh Rasul kepada Sayyidina Abu Bakar, seperti dalam hadits Shahih Bukhari hadits no. 6839:

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو عَنْ يَزِيدَ عَنْ أَبِي الْخَيْرِ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مِنْ عِنْدِكَ مَغْفِرَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman telah menceritakan kepadaku Ibn Wahb telah mengabarkan kepadaku Amru dari Yazid dari Abul Khair ia mendengar Abdullah bin Amru bahwa Abu Bakar Ashshiddiiq radhiallahu’anhu berkata kepada Nabi , “Wahai Rasulullah, ajarilah aku doa yang aku panjatkan dalam shalatku!” Nabi pun berkata, “Ucapkanlah: ALLAAHUMMA INII ZHALAMTU NAFSII ZHULMAN KATSIIRAN WALAA YAGHFIRUDZDZUNUUBA ILLAA ANTA FAHGHFIRLII MIN INDIKA MAGHFIRATAN INNAKA ANTAL GHAFUURURRAHIIM ‘(Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah bagiku dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) ‘.”

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Syaikh Taqiyuddin Subki berkata : Yang dimaksud doa dalam ayat di atas adalah doa yang bersifat permohonan, dan ayat berikutnya ‘an ‘ibaadatiy menunjukkan bahwa berdoa lebih khusus daripada beribadah, artinya barangsiapa sombong tidak mau beribadah, maka pasti sombong tidak mau berdoa.

Dengan demikian ancaman ditujukan kepada orang yang meninggalkan doa karena sombong dan barangsiapa melakukan perbuatan itu, maka dia telah kafir. Adapun orang yang tidak berdoa karena sesuatu alasan, maka tidak terkena ancaman tersebut. Walaupun demikian memperbanyak doa tetap lebih baik daripada meninggalkannya sebab dalil-dalil yang menganjurkan berdoa cukup banyak. [Fathul Bari 11/98].

Adapun keutamaan dalam membaca doa di atas setelah doa tahiyatul akhir (tasyahud akhir) di antaranya :

Keutamaan doa tersebut adalah untuk selalu berlindung kepada Allah SWT. atas siksaan atau azab neraka Jahannam. Selain itu, doa tersebut juga bertujuan agar hambanya terhindar dari azab kubur.

Doa tersebut juga berguna untuk selalu mendapat perlindungan dari Dajjal di akhir zaman. Sebab tipu muslihat dajjal yang sungguh menyesatkan membuat banyak manusia tergiur dan terpengaruh akan tipu muslihatnya.

Sebagaimana dalam kitab Shahih Muslim no. 5239:

حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَقَ الْحَضْرَمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي ابْنَ الْمُخْتَارِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ عَنْ رَهْطٍ مِنْهُمْ أَبُو الدَّهْمَاءِ وَأَبُو قَتَادَةَ قَالُوا كُنَّا نَمُرُّ عَلَى هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ نَأْتِي عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ فَقَالَ ذَاتَ يَوْمٍ إِنَّكُمْ لَتُجَاوِزُونِي إِلَى رِجَالٍ مَا كَانُوا بِأَحْضَرَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنِّي وَلَا أَعْلَمَ بِحَدِيثِهِ مِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنْ الدَّجَّالِ

Artinya : Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ishaq Al Hadhrami telah menceritakan kepada kami Abdulaziz bin Al Mukhtar telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Humaid bin Hilal dari beberapa orang diantaranya Abu Ad Dahma` dan Abu Qatadah, mereka berkata, Kami melintasi Hisyam bin Amir untuk menemui Imran bin Hushain. Pada suatu hari ia berkata, Sesungguhnya kalian melinasiku untuk menemui beberapa orang, mereka tidak lebih sering mendatangi Rasulullah melebihiku dan mereka tidak lebih mengetahui hadits beliau melebihiku. Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Tidak ada wujud manusia sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang lebih besar dari Dajjal.”


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari