sumber ilustrasi: belajar.com

Oleh: Nurdiansyah Fikri Alfani*

Dalam kitab Durratun an-Nasihin ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, berikut teks hadisnya:

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا أَنَّهُ قَالَ : « خَرَجَ النَّبِي عَلَيْهِ الصَّلَاةُ والسَّلَامُ ذَاتَ يَوْمٍ مِنَ الَمسْجِدِ فَإِذًا هُوَ بِإِبْلِيْسٍ، فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ والسَّلاَمُ : مَا الَّذِي جَاءَ بِكَ إِلَى بَابِ مَسْجِدِيْ ؟ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ جَاءَ بِي اللهُ ، قَالَ : فَلِمَ ذَا ؟ قَالَ لِتَسْأَلَنِي عَمَّا شِئْتَ : فَقَالَ اِبْنُ عَبَّاسِ : أَوَّلُ شَيْءٍ سَأَلَهُ عَنْهُ الصَّلَاةُ قَالَ لَهُ : يَا إِبْلِيْسُ لِمَ تَمْنَعُ أُمَّتِي عَنْ الصَّلَاةِ بِالجَمَاعَةِ؟ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ : إِذَا خَرَجَتْ أُمَّتُكَ إِلَى الصَّلاَةِ تَأْخُذُنِي الَحمَي الحَارَةَ, فَلَا يَرْتَفِعُ ذَلِكَ حَتَّى يَتَفَرَّقُوْا، وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ : يَا إِبْلِيْسُ لِمَ تَمْنَعُ أُمَّتِي عَنْ قِرَاءَةِ القُرْآنِ ؟ قَالَ : عِنْدَ قِرَاءَتِهِمْ أُذْوِبُ كَالرَّصَاصِ ، وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ : يَا إِبْلِيْسُ لِمَ تَمْنَعُ أُمَّتِي عَنْ الجِهَادِ؟ قَالَ : إِذَا خَرَجُوا عَنِ الجِهَادِ قُيِّدْتُ بِقَيْدٍ عَلَى قَدَمِي حَتَّى يَرْجِعُوا وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ : لِمَ تَمْنَعُ أُمَّتِي عَنِ الحَجِّ؟ قَالَ : إِذَا خَرَجُوا إِلَى الَحجِّ أُسَلْسِلُ وَأَغُلُّ ، وَإِذَا هَمُّوا بِالصَّدَقَةِ يُوْضَعُ عَلَي رَأْسِيْ الَمنْشَارُ فَيَتَشَرُّنِي كَمَا يَنْشُرُ الخَشَبُ

Dari Ibnu Abbas beliau meriwayatkan, suatu hari nabi keluar menuju masjid untuk melaksanakan sholat, tiba-tiba beliau bertemu Iblis, lalu beliau berkata, “apa yang membuatmu datang ke masjidku ini.” Kemudian iblis menjawab, “wahai Muhammad aku datang karena diperintah Allah,” nabi lalu berkata, “untuk kepentingan apa kau datang kepadaku?” lalu iblis menjawab, “agar engkau menanyakan apa yang kamu inginkan.”

Ibnu Abbas berkata: perkataan yang ditanyakan pertama kali oleh Rasulullah adalah sholat, Rasulullah bertanya kepada iblis, “wahai iblis, kenapa kau mencegah umatku untuk melakukan sholat jamaah?” iblis menjawab, “wahai Muhammad, ketika umatmu keluar melaksanakan sholat jamaah maka pada waktu itu aku terkena demam panas dan hal itu tidak akan reda sampai mereka selesai sholat,” lalu nabi bertanya lagi, “wahai iblis kenapa kau mencegah umatku dari membaca al-Qur’an?” iblis menjawab, “ketika mereka membacanya aku meleleh seperti timah,” lalu nabi bertanya lagi, “wahai iblis kenapa engkau mencegah umatku untuk berjihad?” iblis menjawab, “ketika mereka berangkat jihad maka kakiku terikat sampai mereka kembali darinya,” lalu nabi bertanya lagi, “kenapa kau mencegah umatku dari haji?” iblis menjawab, “ketika mereka pergi haji aku akan dirantai dan diikat, dan ketika mereka akan melakukan sedekah (zakat) maka diletakkanlah gergaji diatas kepalaku dan aku dibentangkan seperti kayu.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari hadis di atas ada satu kesimpulan yaitu alasan mengapa iblis selalu menggoda manusia dalam ibadahnya kepada Allah Swt., yaitu karena setiap ada seorang muslim yang akan pergi beribadah para iblis akan mengalami berbagai macam penderitaan sesuai dengan ibadah apa yang telah dicantumkan hadis diatas. Inilah memang salah satu misi iblis dalam menyesatkan umat manusia, hal ini juga terabadikan dalam al-Qur’an saat iblis dikeluarkan dari surga kemudian iblis berkata kepada Allah:

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ , اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,” “kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka. (QS. Al-Hijr[15]:39-40)

Dengan pedenya iblis berani seakan-akan mendeklarasikan perang dengan Allah yang notabene pencipta manusia sedang iblis ingin menyesatkannya, kemudian Allah menimpali perkataan iblis yang congkak itu dengan firmannya di ayat selanjutnya:

قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ , إِنَّ عِبَادِى لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ

“Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku.” Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (QS. Al-Hijr[15]:39-40)

Maksud dari ayat ke-41 adalah jalan yang kembali kapada Allah, dan Allah akan membalas siapapun yang mengamalkannya, yang dimaksud dari jalan ini adalah jalan Ubudiyah (ibadah), sedangkan untuk maksud ayat 42 menurut Ibnu Uyainah adalah iblis tidak akan mampu menyesatkan manusia dalam perbuatan dosa yang mencegahnya dari ampunan Allah dan membuat manusia menjadi sulit, karena mereka inilah yang mendapat hidayah dan dipilih oleh Allah sebagai hambanya. [Al-Qurtubi, Syams al-Din, Tafsir al-Qurtubi, 10/28]

Sejatinya selama dunia belum kiamat iblis dan para punggawanya akan selalu menggoda umat manusia agar selalu dalam kesesatan, maka yang bis kita lakukan adalah selalu berusaha dan berdoa kepada Allah agar selalu dalam perlindungannya dan mendapatkan rida rahmatnya agar terhindar dari godaan Iblis yang menyesatkan.

*Santri Tebuireng.