tebuireng.online– Dalam hitungan hari, Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama akan segera digelar. Hiruk-pikuk muktamirin (peserta muktamar) sudah mulai berdatangan dan memadati sebagian besar pos tempat peristirahatan yang disiapkan oleh panitia. Bahkan penginapan sekitar Pesantren Tebuireng laris manis diserbu oleh muktamirin yang ingin berpartisipasi dalam muktamar kali ini.

Pada dasarnya seluruh Indonesia menanti siapa yang akan memimpin organisasi Islam terbesar yang identik dengan warna hijau ini. Beberapa tokoh sudah mendaftarkan diri untuk siap menjadi Ketua Tanfidziyah PBNU periode mendatang. Sebut saja salah satu kandidat kuat adalah KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Cucu Hadratussyaikh ini digadang-gadang oleh beberapa tokoh untuk menahkodai NU selanjutnya. Dengan visi-misi beliau yang bertekad mengembalikan jiwa dan kiprah NU seperti yang diharapkan oleh sang pendirinya, kakeknya sendiri, KH. M. Hasyim Asyari. Tak heran apabila propaganda pencalonan beliau santer didengungkan.

Sehubungan dengan pencalonan Gus Sholah sebagai ketua umum PBNU, keamanan Tebuireng menerapkan penjagaan ketat terhadap Gus Sholah selama muktamar di Jombang ini. “Formasi yang coba kita terapkan demi menjaga keamanan beliau adalah 2-2-1. Dua di depan untuk membuka jalan, dua di samping kanan-kiri dan satu dibelakang”, Ujar Hafidz, ajudan yang akan menjaga Gus Sholah.

Mengingat beliau adalah tokoh dan kiai nasional tentunya animo besar muktamirin dari seluruh penjuru Indonesia siap menyambutnya ketika perhelatan akbar itu. Demi kelancaran dan efisiensi waktu maka satuan pengamanan di Tebuireng juga berkordinasi dengan personil Banser, polisi dan tentara.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika muktamar. Tapi kemanan beliau adalah prioritas kami yang tidak bisa dianggap remeh”, tambah seorang satpam lain yang enggan disebut namanya itu.

Semoga saja Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama ini berjalan dengan aman, lancar dan tentram. Dan tentunya harapan terbesar yang dinanti masyarakat Indonesia adalah NU mampu berbicara lebih banyak dan memberikan kontribusi positif dan nyata bagi Republik Indonesia ini, nanti. (MSP/abror)