Bencana Gempa Bumi di Cianjur Sumber : Republika, 2022

Oleh: Afdila Fahma

Indonesia merupakan sebuah negara maritim yang memiliki luas lautan lebih besar dari luas daratan. Indonesia sebuah negara berada di kawasan Asia Tenggara yang berada pada garis khatulistiwa. Berdasarkan letak astronomis tersebut, Indonesia berada pada 3 lempengan utama dunia yaitu Lempengan Eurasia, Lempengan Indoaustralia dan Lempengan Pasifik.

Posisi letak Indoneisa ini dikenal dengan wilayah Ring of Fire (Cincin Api Pasifik) terbentang sejauh 40.000 Km yang menyebabkan sangat sering terjadi potensi bencana gempa bumi di wilayah Indonesia serta letusan – letusan gunung berapi diwilayah cekungan Samudra Pasifik (Utomo & Purba, 2019).

Bencana merupakan suatu proses alam atau bukan alam yang menyebabkan korban jiwa, harta dan mengganggu tatanan kehidupan (Suwaryo & Yuwono, 2017). Bencana terbagi menjadi tiga, yang pertama yaitu bencana alam yang berupa banjir, tsunami, gunung meletus, longsor dan lain-lain. Yang kedua yaitu bencana sosial yang berupa seperti halnya adanya terorisme, perlawanan antar kelompok, dan sebagainya. Kemudian yang ketiga yaitu bencana teknologi seperti halnya nuklir dan lain sebagainya. 

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga tanggal 04 Desember 2022 terdapat 3.318 bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2022. Seluruh kejadian bencana itu membuat lebih dari 5,7 juta orang terpaksa mengungsi, 563 orang meninggal dunia, 8.694 orang luka-luka, dan 43 orang hilang. Bencana tersebut juga mengakibatkan 72.218 rumah rusak, dengan rincian 13.842 rumah rusak berat, 17.210 rusak sedang, dan 41.166 rusak ringan. Kemudian, sebanyak 1.732 fasilitas umum juga dilaporkan mengalami kerusakan, terdiri dari 1.047 fasilitas pendidikan rusak, 595 fasilitas peribadatan rusak, dan 90 fasilitas kesehatan rusak.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bencana atau keburukan atau pula dikatakan sebagai petaka, sebagai sesuatu yang tidak disenangi, disebut dengan berbagai istilah di dalam al-Quran. Misalnya, mushibah, bala’, azab,’iqab dan fitnah, dengan pengertian dan cakupan yang berbeda pula. Seperti yang terdapat dalam Q.S. Asy-Syuro ayat 30, yang berbunyi:

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍ

Arab-Latin: Wa mā antum bimu’jizīna fil-arḍ, wa mā lakum min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīr

Artinya: Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). 

Ayat tersebut menjelaskan bahwa musibah yang dalam hal ini berupa bencana alam, terjadi akibat dari ulah manusia itu sendiri. Hal ini diperkuat dengan pendapat yang disampaikan oleh (Setyowati, 2019) bahwa perilaku manusia merupakan faktor penting dalam peningkatan kerentanan, dan sebagai pemicu terjadinya bencana dikarenakan manusia terlalu banyak mengeksploitasi sumberdaya alam sehingga dapat merusak lingkungan dan mengakibatkan terjadinya bencana.

Sehingga Allah memperjelas dalam Qs Asy-Syura ayat 30 tersebut bahwa salah satu penyebab datangnya bencana alam yaitu akibat dari ulah manusia itu sendiri yang terus menerus merusak alam, sehingga memicu terjadinya bencana alam. Pernyataan tersebut diperkuat dengan Q.S. Ar-Rum ayat 41 yang berbunyi:

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Arab-Latin: ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba’ḍallażī ‘amilụ la’allahum yarji’ụn

Artinya: Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Dalam Q.S. Ar-Rum ayat 41 juga dijelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan laut terjadi akibat ulah manusia. Kerusakan alam tersebut menimbulkan terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, peningkatan suhu dan bencana lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa datangnya bencana menurut teologi Islam tidak hanya karena faktor alam, melainkan pengaruh dari faktor manusia yang tidak peduli akan keberlangsungan alam.

Dari artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa datangnya bencana menurut Islam bukan hanya berasal dari faktor alam saja, melainkan berasal dari faktor manusia yang dengan sengaja mengeksploitasi alam, sehingga terjadi kerusakan alam dan memicu serta memperparah terjadinya bencana alam. Selain itu, datangnya bencana juga sebagai peringatan kepada umat manusia, agar manusia dapat lebih aware dengan kondisi alam sekitar. 


Sumber: Setyowati, D. L. (2019). Pendidikan Kebencanaan. Universitas Negeri Semarang, 38.

Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor. 10.

Utomo, D. P., & Purba, B. (2019). Penerapan Datamining pada Data Gempa Bumi Terhadap Potensi Tsunami di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Riset

Information Science (SENARIS), 1, 846.

Website: https://doi.org/10.30645/senaris.v1i0.91

https://www.merdeka.com/quran/ar-rum/ayat-41

https://www.republika.co.id/berita/rls8iz330/pakar-gempa-cianjur-bukan-dari-sesarcimandiri