sumber gambar: pergiumroh.com

Oleh: Al Fahrizal*

Dalam menjalani hidup sehari-hari, ada satu tindakan sederhana yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam hidup. Dampak dari tindakan itu tidak hanya kembali kepada diri sendiri, akan tetapi juga berpengaruh kepada orang lain. Tindakan ini adalah terima kasih.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata terima kasih merupakan ungkapan syukur karena telah melalui hal tertentu atau ditujukan kepada seseorang karena telah menerima kebaikan dari orang tersebut. Tidak hanya sebatas suatu tindakan menghargai atau membalas budi atas kebaikan yang telah diberikan oleh orang lain, akan tetapi terima kasih merupakan ungkapan yang sangat berpengaruh dalam menjalin interaksi antar sesama dan juga berdampak positif terhadap lingkungan sosial.

Sebuah penelitian berjudul More gratitude, less materialism: The mediating role of life satisfaction menunjukkan kepuasan hidup tumbuh atau berhubungan dengan rasa syukur dan materialisme. Terima kasih merupakan bagian dari syukur. Sehingga orang yang sering berucap terima kasih adalah orang yang dapat merasakan kepuasan hidup.

Terima kasih atau syukur tidak hanya berupa ucapan, terima kasih juga dapat disalurkan dalam bentuk yang lain. Kadang orang tidak terbiasa mengungkapkan perasaannya secara lantang kepada orang lain. Maka orang yang seperti ini akan melakukan sesuatu untuk mengungkapkan isi hatinya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Meskipun hanya terdiri dari dua kata, tidak semua orang terbiasa untuk melafalkan terima kasih. Ada banyak sekali kita jumpai, orang-orang yang ketika memperoleh kebaikan, lupa atau bahkan berat untuk mengucapkan terima kasih. Orang seperti ini biasa disebut orang yang ‘tidak tahu berterima kasih.’ Prilaku ini berawal dari kebiasaan, atau memang keras hati untuk mengucapkannya. Tentu sikap seperti ini sangat negatif.

Dalam menjalin interaksi sosial yang baik, ucapan terima kasih dapat memberikan perasaan senang kepada orang lain. Artinya, orang yang memberi kebaikan kepada kita, merasa bahwa kebaikan mereka itu dihargai. Dalam Al-Quran, Allah SWT mengajarkan kepada hambanya untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang telah Ia berikan.

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِه ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Luqman: 12)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT dengan sangat jelas mengajarkan kepada hambanya untuk senantiasa bersyukur (berterima kasih) kepada Allah SWT. Karena bersyukur atau berterima kasih tidak hanya memberikan efek kepada orang lain, akan tetapi Allah juga menambahkan bahwa bersyukur itu juga berefek kepada diri kita sendiri.

Jika kita melihat dari sudut pandang makhluk kepada Rabbnya, kenikmatan yang kita peroleh bakal ditambah oleh Tuhan, sebab kita bersyukur karena telah diberi kenikmatan sebelumnya. Bahkan lebih parah lagi, ketika hamba bersikap kufur (menolak untuk bersyukur) Allah dengan tegas menyediakan azab kepada hamba yang bersikap demikian. Hal ini dibuktikan dalam ayat lain bahwa Allah SWT menambah karunia dan nikmatnya kepada orang yang pandai bersyukur.

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu memaklumkan:”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7) .

Jika dikorelasikan dalam interaksi sosial sesama manusia, hal ini juga terjadi, meski dalam skala dan ukuran yang sederhana. Hal ini tentu karena objeknya antar sesama makhluk. ketika kita memberikan kebaikan kepada orang lain, lalu orang yang kita beri kebaikan tersebut dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada kita, tentu kita akan merasa puas, karena kebaikan kita dihargai oleh orang lain. Berawal dari sikap tulus orang tersebut dalam mengucapkan terima kasih, tidak hanya perasaan puas yang hadir, hati dan pikiran kita tentu juga akan menjadi senang.

Mari kita uji memberikan kebaikan kepada orang yang tidak berterima kasih, secara perasaan sedikit terlintas dalam pikiran kita bahwa ada perasaan tidak puas kepada orang tersebut. lalu dalam skenario ketiga, ketika kita diminta untuk memilih anatar memberikan kebaikan kepada orang yang pertama atau orang yang kedua. Mayoritas orang tentu memilih orang ketiga untuk diberi kebaikan lagi karena sikap terima kasih mereka.

Demikian kedahsyatan terima kasih. Meskipun terlihat sederhana dan sepele, akan tetapi tetapi efek dari terima kasih begitu luar biasa.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari & Penerima Beasiswa Cendikia BAZNAS Ma’had Aly.