ilustrasi: seorang anak di sebuah desa

Oleh: Albii*

Di sebuah desa terpencil, hidup seorang anak laki-laki bernama Andi. Ia adalah anak dari keluarga yang kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh serabutan, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang berjuang keras untuk menghidupi keluarganya. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil yang sederhana, tetapi penuh kasih. Pagi itu sebelum ia berangkat sekolah di meja makan sudah ada makanan yang lezat, hari ini tepat ayahnya mendapat gaji.

“Nak ayok makan, hari ini ada makanan spesial lhoo…” ajak ibunya dari ruang tengah.

“Iya buk, sebentar masih ambil tas,” teriak Andi dari dalam kamarnya. Andi sampai di ruang tengah untuk makan, di rumahnya yang sederhana itu tidak ada ruang makan.

“Alhamdulillah, Ndi kemarin bapak dapat gaji yang lumayan, jadi pas pulang bapak beli ikan di pasar,”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Alhamdulillah, akhirnya sekian lama kita bisa makan enak ya pak buk,” senyum andi melihat makanan yang ada di meja.

Andi adalah siswa SMP kelas 3 di Bandung, Andi tumbuh sebagai anak yang penuh semangat dan tekad. Sejak kecil, ia sudah menyadari bahwa keluarganya tidak memiliki banyak uang. Namun, daripada meratapi keadaan, Andi memutuskan untuk mengubah nasibnya. Ia bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha sukses, dan ia tahu bahwa perjuangan akan menjadi kuncinya.

Pagi-pagi, sebelum matahari terbit, Andi sudah bangun dari tempat tidurnya yang sempit. Ia pergi ke pasar untuk membantu ayahnya mengangkut barang-barang yang akan dijual. Meskipun pekerjaan itu melelahkan, Andi selalu melakukannya dengan senyum. Ia tahu bahwa setiap usaha yang ia lakukan akan membantu keluarganya.

Di sekolah, Andi juga rajin belajar. Ia adalah siswa yang cerdas dan selalu mendapatkan nilai tinggi. Meskipun kadang-kadang ada anak-anak yang mengolok-oloknya karena baju yang ia kenakan sudah lusuh, Andi tidak pernah menyerah. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impian.

Saat pulang sekolah, Andi tidak pernah langsung pulang, ia mencoba mencari peluang pekerjaan yang bisa ia lakukan untuk membantu keluarganya. Kebetulan didesanya ada tetangga yang baik yang mau membantu andi ngasih pekerjaan serabutan, meski rasa capek seusai sekolah andi harus tetap melakukannya sedikit demi sedikit, ia ditugasi untuk mengantar barang ke toko-toko di desa sebelah, dengan imbalan yang setimpal pastinya.

“Assalamu’alaikum pak, maaf Andi agak telat soalnya habis ada tugas dari guru saya di sekolah,” ucap Andi sambil menunduk.

“Wa’alaikumsalam… iya Andi nggak papa, ini minum dulu esnya biar nggak haus, habis itu kirim ini ke toko sana ya” ucap tetangga Andi sambil mengulurkan minum ke Andi.

“Baik pak, abis ini saya langsung jalan ke sana.” Selepas ia selesai mengantar barang ke toko, Andi langsung balik ke rumah dan langsung membantu ibuknya, Ia mencuci piring, membersihkan rumah, dan memasak makan malam bersama ibunya. Meskipun Andi tahu bahwa ini bukanlah pekerjaan yang gemerlap, ia melakukannya dengan cinta dan dedikasi.

“Ibuk, ini ada uang sedikit dari Andi antar barang tdi, besok buat belanja ibuk ya” ucapnya lirih, Ibunya menatap haru.

“Hm, Andi. Ibuk tau kalo kamu kerja serabutan dan ada hasil uangnya, tapi ibuk pesan nak sama kamu, tabung uang itu, nikmati hasilnya kelak saat kamu sudah membutuhkan.” Ucap ibunya sambil menepuk bahu Andi.

Waktu terus berlalu, dan Andi semakin dewasa. Ia mulai memiliki ide-ide tentang bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dan keluarganya. Salah satu ide pertamanya adalah membuat produk makanan sendiri. Ia mulai mempelajari resep-resep dan mencoba memasak makanan yang lezat. Ia yakin bahwa bisnis makanan bisa menjadi peluang bagus.

Andi mengajak ibunya berbicara tentang ide bisnisnya. Meskipun awalnya ibunya ragu, Andi meyakinkannya bahwa mereka bisa melakukannya bersama.

“Ibuk, Andi ada ide, mending kita jualan makanan aja gimana buk, modalnya dari uang tabungan Andi selama ini, nggak papa buk kita coba siapa tau laris?” ucapnya sambil makan, Andi begitu bersemangat mengungkapkan idenya.

“Ah yang bener Andi, masa bisa kita punya bisnis itu? Kita nih orang nggak punya lo…” Ibu Andi meragukan ide anaknya itu.

“Kita coba ya buk, bismillah. Aku nggak malu kok meski cowok punya bisnis makanan.” Andi meyakinkan ibunya, dia tersenyum penuh harapan.

“Ibu bangga nak sama kamu, anak laki-laki tangguh yang bertanggung jawab, kita coba besok ya nak,” mereka saling memeluk.

***

Keesokan harinya mereka mulai menjual makanan yang Andi buat di pasar. Awalnya, bisnis mereka tidak begitu sukses, tetapi Andi tidak menyerah. Ia terus memperbaiki resep dan mengikuti saran pelanggan. Setelah beberapa bulan, bisnis makanan mereka mulai tumbuh. Orang-orang mulai mengenal makanan enak yang mereka jual, dan pelanggan setia pun mulai datang. Keuntungan yang mereka dapatkan digunakan untuk membayar biaya sekolah Andi dan membeli perlengkapan usaha yang lebih baik.

Andi dan ibunya tidak hanya menjual makanan di pasar, mereka juga mulai menerima pesanan dari tetangga dan teman-teman sekolah. Bisnis mereka semakin berkembang, dan Andi merasa semakin dekat dengan impian menjadi seorang pengusaha sukses.

Saat Andi memasuki sekolah akhir SMA, ia mendapat ide baru. Ia melihat banyak orang di desanya menggunakan bahan-bahan alami dari lingkungan sekitarnya untuk membuat produk seperti sabun dan minyak wangi. Andi memutuskan untuk mencoba hal yang sama. Ia memulai dengan membuat sabun dari minyak kelapa dan aroma alami.

Produk sabun buatannya mulai diminati oleh orang-orang di desanya. Andi mengambil langkah lebih lanjut dengan mendesain kemasan yang menarik dan membuat iklan sederhana. Ia juga mulai menjual produknya secara online, sehingga bisa menjangkau lebih banyak pelanggan.

Kesuksesan bisnis sabun alaminya membawa Andi ke level yang lebih tinggi. Ia berhasil mendapatkan perhatian seorang investor lokal yang tertarik dengan ide bisnisnya. Dengan bantuan investor, Andi bisa memperluas bisnisnya dan memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih luas.

Andi tidak pernah melupakan akar dan perjuangan keluarganya. Meskipun ia sudah menjadi pengusaha sukses, ia masih rajin membantu ayahnya di pasar dan ibunya di rumah. Ia juga memberikan sebagian dari keuntungannya untuk membantu anak-anak miskin lainnya yang bercita-cita seperti dirinya.

Cerita tentang perjuangan Andi menyebar di desanya, dan banyak anak muda yang terinspirasi oleh kisah suksesnya. Mereka mulai memahami bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika mereka memiliki tekad dan kerja keras. Andi menjadi contoh hidup bahwa anak orang miskin pun bisa meraih kesuksesan.

Hidup Andi berubah secara dramatis, tetapi ia tetap rendah hati dan berterima kasih atas segala hal yang telah ia capai. Ia tahu bahwa perjuangan belum selesai, dan ia terus berusaha untuk menginspirasi orang lain. Ia bermimpi untuk membangun yayasan yang membantu anak-anak miskin mendapatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan, sehingga mereka juga bisa meraih mimpi mereka.

Dalam perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, Andi telah mengubah takdirnya dan keluarganya. Ia telah membuktikan bahwa anak orang miskin pun bisa menjadi pengusaha yang sukses.

*Mahasiswa KPI Unhasy.