sumber ilustrasi: ItahNews

Oleh: Qurrotul Adawiyah*

Kita ketahui bersama bahwa dalam Islam sifat bakhil atau kikir merupakan salah satu sifat yang harus kita hindari sebagai manusia. Yang mana sifat pelit ini adalah sifat seseorang yang tidak mau berbagi dengan sekitarnya. Tak jarang bukan kita temui orang di sekitar kita memiliki sifat pelit, mendit alias bakhil?

Entah ia yang dilatarbelakangi karena faktor ekonomi yang rendah atau sekalipun ia kaya tetap saja sifat pelit ini terkadang menjadi penyakit yang tidak mau berbagi. Sifat seperti itu adalah watak yang harus dihindari. Sebab selain dibenci Allah pelit akan menjadikan seseorang serakah dan dekat pada keburukan. Termasuk jika kita menghalalkan segala cara, maka jauh dari memberikan kemanfaatan terhadap sekitar. Seperti kisah berikut:

Dalam sebuah buku yang berjudul Resolusiku diceritakan dari Aisyah r.a. bahwa terdapat seorang perempuan yang datang kepada Rasulullah mengadu akan dirinya bahwa tangan kanannya lumpuh dan minta didoakan supaya diberikan kesembuhan oleh Allah. Kemudian Rasulullah bertanya pada perempuan tersebut.

“Apa yang membuat tanganmu lumpuh?” tanya beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Aku bermimpi seolah kiamat terjadi, neraka menyala sedang surga mendekat. Kemudian aku melihat api menjadi lembah. Pada bagian lembah aku melihat ibuku tangannya memegang sepotong daging dan di tangan lainnya ia memegang kain. Akupun bertanya kepadanya.

“Apa yang membuat Ibu seperti ini padahal Ibu taat pada Allah dan ayah meridainya?”

“Anakku di dunia aku bakhil, pelit dan inilah balasan atas perbuatanku,”

Lalu aku kembali bertanya,” lantas kenapa di kedua tangan ibu terdapat sepotong daging dan kain?”

“Daging dan kain adalah sedekah yang pernah aku berikan di dunia. Aku tidak pernah sedekah sama sekali kecuali dengan dua barang itu. Oleh karena itu aku diberi keduanya untuk berlindung dengan keduanya dari adzab.”

Lalu aku bertanya,” Di mana Ayah?”

“Ia dermawan, tempatnya di surga bersama orang-orang dermawan.”

“Kemudian aku ke surga. Di sana aku melihat ayah berdiri di tepi telagamu, Rasulullah. Orang-orang meminum air tersebut dan mengambil wadah dari tangan Ali, Ali mengambil dari tangan Ustman, Ustman mengambil dari tangan Umar, Umar mengambil dari tangan Abu Bakar, dan Abu Bakar mengambil dari tangan Rasulullah.”

“Maka aku berkata kepada Ayah, ayah ibu yang taat kepada Allah dan engkau meridhainya, sedang berada di neraka Jahim. Tapi engkau memberikan air minum kepada orang-orang di telaga Nabi Muhammad saw. ini. Ibu kehausan, berikan satu tegukan air saja untuknya,” pintaku.

“Ayah berkata,”Anakku, ibumu berada di neraka bersama orang-orang bakhil, orang-orang yang suka maksiat. Allah mengharamkan air telaga Nabi Muhammad ini untuk orang bakhil dan orang-orang yang berbuat maksiat.”

“Lalu aku menggunakan telapak tangan sebagai wadah  untuk mengambil air, agar ibuku bisa minum. Ketika ia minum aku mendengar suara yang berkata, ‘Apakah Allah mengeringkan tanganmu? Engkau datang memberi minum kepada orang yang bermaksiat dan bakhil dari telaga Nabi Muhammad.”

“Setelah mimpi itu ketika aku bangun tidur, tiba-tiba aku melihat tanganku lumpuh,”

Nabi Muhammad berkata kepadanya, “Allah membuat contoh tentang siksa ibumu di dunia. Bagaimana lagi dengan siksa yang sebenarnya di akhirat nanti.”

Aisyah berkata, “Setelah itu Nabi Muhammad saw. meletakkan tongkat di atas tangan perempuan itu sambil berdoa, ‘Ya Allah, dengan mimpi yang telah diceritakan oleh perempuan ini, jadikan tangannya menjadi baik.’”

Akhirnya tangan perempuan itu menjadi baik seperti semula.

Dari kisah tersebut sudah sangat jelas bagaimana balasannya orang yang bakhil yang bahkan lebih parah balasan selama di dunia, kisah itu masih gambaran saja selama di dunia untuk kita jadikan teladan. Maka dari hal itu kita sebagai orang muslim harus terus menerus berbuat baik karena memang semuanya butuh pembiasaan dan jangan kalah dengan bisikan setan yang tentunya setiap saat kita ingin melakukan kebaikan selalu dicegahnya.

Khususnya memperbanyak sedekah, sedekah bukan hanya tentang uang, bisa juga berupa bantuan tenaga, pikiran, menebarkan perhatian. Yang paling penting tanamkan sifat selalu baik terhadap sesama, karena  semakin banyak kita memberikan kebaikan dan kemanfaataan kepada orang lain di dunia, kelak di akhirat kita juga yang akan menuai segala pahalanya dari Allah Swt.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari.

**Disarikan dari berbagai sumber.