Oleh: Silmi Adawiya*
Hati yang keras akan hadir dengan warna yang menodai hari-hari kita. Sebab hati yang keras tidak tenang dengan berdzikir kepada-Nya. Hati yang keras tidak mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya. Bahkan Syekh as Sa’di dalam Taisir al karim ar Rahman menyebut orang yang berhati keras itu tidak lagi merespon larangan dan peringatan. Bahkan ketika setan membisikkan sesuatu, ia jadikan sesuatu itu sebuah argument untuk mempertahankan sebuah kebatilan dan senjata untuk berdebat dan membangkang kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mengobati hati yang keras memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Dimana orang yang tertimpa penyakit seperti itu, hendaklah senantiasa melakukan berbagai amal yang bisa membuat hatinya lunak, sehingga jiwanya mempunyai potensi untuk berubah dan menerima curahab sifat kasih sayang yang sumber dari Allah. agar nantinya sifat dan kondisi keras hatinya perlahan melunak. Dalam QS Az Zumar ayat 22 diingatan:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”
Dalam kitab al Mustadrak karya Imam Hakim disebutkan sebuah amalan yang bisa melunakkan hati yang keras. Diceritakan di dalamnya bahwa suatu hari seorang laki-laki datang mengadu kepada Rasulullah tentang hatinya yang keras, kemudian Nabi menjawab:
إن أردت تلين قلبك، فأطعم المسكين، وامسح رأس اليتيم
“Jika kamu ingin melunakkan hatimu maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR al-Hakim)
Makna usaplah kepada anak yatim di atas bukan serta merta mengusap kepala anak yatim, melainkan menyayangi, mengayomi dan berlemah lembut terhadapnya. Untuk melunakkan hati yang keras, kita perlu melatih diri untuk berempati dengan anak yatim tersebut. Bisa dengan memberinya makan, uang atau bantuan lainnya yang bisa membuatnya nyaman.
Menyantuni dan mengasihi anak yatim adalah salah satu perbuatan yang sangat dicintai Allah Swt. Barangsiapa yang berbuat baik dan menyisihkan hartanya untuk anak yatim, Allah tidak hanya melunakkan hati yang keras, melainkan juga akan memuliakan dirinya selama hidup di dunia, serta memberikan tempat terbaik untuknya di akhirat nanti.
Alhasil, siapa pun yang telah banyak melakukan berbagai cara agar memiliki hati yang lembut namun tidak berhasil jua, cobalah resep dari Rasulullah seperti di atas. Cukup dengan menyayangi anak yatim dengan cara terbaiknya, insyAllah hati yang keras kian melunak dengan sendirinya.
*Alumni Pesantren Walisongo Jombang.