Oleh: Almara Sukma*

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari interaksi sesama manusia. Setiap perbuatan yang kita lakukan pastinya mendapatkan penilaian dari orang lain. Entah penilaian baik maupun penilaian buruk.

Penilaian buruk bisa menjadi motivasi bagi diri kita agar kita bisa berubah ke arah yang lebih baik lagi. Sedangkan penilaian baik bukanlah hal yang memuaskan, meskipun kita sudah mendapatkan penilaian baik, kita tetap harus memperbaiki diri lagi.

Untuk menjadi lebih baik kita tidak harus memperdulikan omongan semua orang, kita mempunyai versi baik menurut diri kita. Kita tidak bisa mendapatkan penilaian baik dari semua orang. Sebagaimana kisah berikut:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ada seorang bapak, anak dan keledai yang akan berpergian. Sang bapak meminta anaknya untuk menunggangi keledai tersebut, dan sang Bapak menuntun keledainya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan orang, dan orang tersebut berkata, “Dasar anak tidak punya hati, bapaknya sudah tua disuruh nuntun keledai dan dia malah enak-enakan naik dia atas keledai,” kata orang itu. Kemudian setelah mendengar hal itu, sang anak turun dan meminta bapaknya untuk menaiki keledai.

Tidak lama kemudian, ia bertemu dengan seseorang, dan orang tersebut berkata, “Dasar bapak tidak punya hati, anaknya disuruh menuntun keledai dan dia malah enak-enakan di atas keledai,” katanya. Akhirnya, sang bapak turun dan mengajak anaknya naik ke atas keledai bersamanya.

Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seseorang, dan orang tersebut berkata, “Dasar bapak dan anak tidak punya hati, sudah tau keledainya kecil tapi masih ditunggangi berdua,” katanya. Akhirnya mereka berdua turun, dan jalan bareng dengan keledai.

Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan orang, dan orang tersebut berkata, “Dasar bapak dan anak, sudah punya keledai, kenapa malah jalan kaki dan tidak menunggangi keledainya.”

Dari kisah di atas, kita boleh mendengarkan omongan orang tapi tidak semua omongan orang harus kita penuhi. Kita bisa memilih dan memilah penilaian orang. Jika penilainnya membangun diri kita maka lakukanlah, dan jika penilainya tidak membangun diri kita maka biarkanlah. Kita tidak bisa sempurna di hadapan semua manusia, hakikatnya kesempurnaan hanyalah milik Allah.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari