Ilustrasi: Mudfar Ma’riuf

Pada musim sepak bola Piala Dunia (World Cup), banyak para santri yang keluar malam tanpa izin untuk menonton bola. Mengantisipasi hal itu, maka Ustadz Gatot sebagai Kepala Pondok mengerahkan seluruh pengurus dan santri senior untuk melakukan operasi di rumah-rumah penduduk. “Saya harap seluruh pengurus dan para santri senior untuk menindak santri yang keluar malam tanpa izin tersebut dengan sistem gundul di tempat,” terang Ustadz Gatot.

Pada suatu malam, Cak Jahlun bersama tiga santri senior lain melakukan operasi ke rumah-rumah penduduk. Pada salah satu rumah didapati empat orang santri yang sedang asyik nonton. Setelah meminta izin kepada pemilik rumah, merekapun dieksekusi.

“Sini kamu!” kata Cak Jahlun kepada santri yang pegang remote. Mendengar bentakan itu dia takut bukan kepalang. Dengan badan gemetaran dia datang mendatangi Cak Jahlun. Dan, ‘crek crek crek’ habislah rambut anak tersebut.

Setelah semuanya digundul, mereka diajak pulang ke pondok. Namun anak yang pegang remote dan kepalanya digundul oleh Cak Jahlun, ngotot tidak mau kembali. Tiba-tiba sang pemilik rumah keluar dari dalam kamar. “Lho, anak saya kok ikut digundul?” katanya heran. ”Hah…!?!?!” Cak Jahlun panik. [F@R]

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online