Buku ‘NU Penjaga NKRI’, diluncurkan di Lantai 8, Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (10/04/18). (Foto: Ririf)

Tebuireng.online- Buku yang berjudul ‘NU Penjaga NKRI’, Selasa (10/4/18) kemarin diluncurkan di Lantai 8, Gedung PBNU, Jakarta Pusat. Buku yang banyak berisi tentang kontribusi NU menjaga NKRI itu dibedah oleh Romo Benny Susetyo (Agamawan), M Imdadun Rahmat (Peneliti), Amin Mudzakir (Peneliti LIPI), dan Tsamara Amany Alatas (Politisi Muda).

Dalam pemaparannya tentang NU, Romo Beni Susetyo mengungkapkan yang menarik dari NU adalah NU bisa memberikan inspirasi dengan cara beragama yang otentik.

“NU tidak mempersoalkan dengan identitas namun esensi,” ungkapnya.

Ia menyebut politik kebangsaan NU memang sudah tidak lagi melihat identitas namun fokus terhadap persatuan dan kedamaian berbangsa dan bernegara.

“Orang NU sudah melompat berpikirnya, tidak melihat identitas lagi,” ujarnya lebih lanjut.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

KeIslaman dan tradisi ketika menyatu agama, menurutnya akan menghasilkan sikap yang penuh dengan welas asih dan sikap yang tulus dalam berelasi.

“NU menjadi pusat dalam peradaban, NU menjadi oase. Ditengah kekeringan NU menjadi penyejuk karena NU sejak awal yang setia bahwa negara ini dibentuk sebagai negara kebangsaan bukan negara Agama,” tegasnya.

Hal senada juga diungkap oleh Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir, kematangan NU sudah melampaui negara-negara lain. Islam Indonesia (NU) hadir di tengah arus ideologi dunia yaitu islamisme dan sekularisme dengan jalan tengah mengkolaborasikan antara agama dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Ia menyebut disaat negara lain mencari konsep kenegaraan yang tepat, NU sudah mempraktikannya sejak lama.

“NU sudah mempraktikkan dan melakukannya sejak sebelum Republik ini berdiri,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan oleh politisi muda Tsamara Amany Alatas yang mengatakan bahwa NU punya andil besar dalam membangun bangsa ini, jadi wajar menurutnya jika NU penjaga NKRI akan selalu menjaga NKRI dari sisi manapun.

“Kalau orang membangun rumahnya sendiri maka orang tidak akan membiarkan untuk membakar rumahnya,” pungkasnya.


Pewarta: Rif’atuz Zuhro

Editor/Publisher: Raa