Dalam seminar nasional perempuan, Nyai Aisyah menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh mahasantri di dalam memilih seorang pemimpin, Selasa (9/4/19). (Foto: Anis)

Tebuireng.online– Ma’had Aly Hasyim Asy’ari kali ini menggelar seminar yang lebih dikuususkan pada kaum perempuan. Kegiatan ini merupakan program Badan Otonom Nisaiyah Halaqah BEM Pesantren yang dilaksanakan serentak di seluruh Ma’had Aly se-Indonesia sesuai dengan tanggal dan tema yang telah disepakati.

Seminar Nasional untuk perempuan ini bertema “Peran Muslimah dalam Menyongsong Tahun Demokrasi” berjalan dengan khidmat. Ibu Nyai Aisyah, Wakil Pengasuh Pondok Putri Pesantren Tebuireng ini menjadi pemateri dalam seminar.

Dalam kesempatan itu, Nyai Aisyah menyampaikan bahwa dalam pemilihan umum (pemilu) tahun ini pemerintah mengeluarkan dana sebanyak 7 triliun melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baginya, betapa berat masuk dunia partai jika bukan orang tajir. Ketika ekonomi sedang turun, kehidupan menjadi bebas, narkoba dimana-mana, dan yang lainnya. Hal tersebut terjadi karena kesalahan pemimpinnya, juga kesalahan yang dipimpin. “Pemimpin adalah gambaran bagi yang dipimpin,” ungkapnya (9/4/19).

Ibu Nyai Aisyah juga berharap kepada santriwati (mahasantri) kelak ke depannya mampu menjadi pemimpin, minimal memimpin di lingkungannya masing-masing. Sementara untuk menjadi pemimpin itu perlu dipersiapkan lahir dan bathin serta berproses sejak sekarang. Hal tersebut bisa dimulai dari diri sendiri, keluaraga, lingkungan sekitar, untuk kemudian semakin meluas dan menyeluruh.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menjadi pemimpin di lingkungan masing-masing, diharapkan mampu membangun karakter masyarakatnya. Diantaranya ialah dengan cara membangun kedekatan dengan tetangga, mengadakan pengajian, arisan, belajar mengaji, posyandu.

Apapun pendekatannya, yang penting harus membuat hati senang. Karena jika sudah senang, maka apa yang disampaikan akan masuk, misal dengan memberi konsumsi.

“Yang terpenting kita harus memilih pemimpin yang baiknya dari berbagai hal, tidak hanya baik dari satu sisi,” tuturnya.

Kriteria pemimpin yang baik menurut Ibu Nyai Aisyah ialah bersifat jujur, tanggung jawab, rendah hati, memiliki kemauan yang tinggi untuk selalu berbuat baik, sehingga sangat diharapan bagi seorang santri pada 10-20 tahun ke depan mampu menjadi pemimpin, menjadi agen-agen cinta, menjadi agen-agen perubahan, serta menebarkan kebaikan.

Banyak quote yang disampaikan Ibu Nyai Aisyah, salah satunya ialah, “Perempuan harus peduli politik supaya tidak dipolitiki,” ungkapnya singkat.

Diakhir materi, Ibu Nyai Aisyah mengajak seluruh mahasantri putri untuk bersama-sama berdoa dan berharap pemimpin yang akan memimpin negeri ini adalah pemimpin yang sabar, ikhlas, berilmu, kuat, baik, dan amanah, sehingga jalannya pemilihan umum (pemilu) dapat berjalan dengan damai.

Pewarta: Rafiqatul Anisah
Publisher: RZ