Ketika masa liburan tiba, Cak Jahlun datang menghadap kepada Ustadz Halim untuk pamitan.
Cak Jahlun : “Assalamu’alaikum ustadz..”
Ust. Halim : “Wa’alaikum salam.. ada apa cak?”
Cak Jahlun : “Saya mau pamit pulang ustadz..”
Ust. Halim : “Oh iya silahkan, hati-hati di jalan ya cak..”
Cak Jahlun : “(sambil cium tangan) Baik ustadz.. Cuma…!!!”
Ust. Halim : “Cuma apa cak?”
Cak Jahlun : “(cengar-cengir) Anu ustadz.. uang saya kurang buat ongkos…”
Ustadz Halim tahu maksud dari anak buahnya tersebut. Iapun merasa iba dan bermaksud memberikan pinjaman uang kepada Cak Jahlun, seraya bertanya:
Ust. Halim : “Sampeyan mau pulang kemana?”
Cak Jahlun : “Indramayu ustadz”
Ust. Halim : “Punya uang berapa?”
Cak Jahlun : “Rp. 50.000,- ustadz”
Ust. Halim : “Loh, itukan cukup buat bayar tiket kereta api ke Indramayu?”
Cak Jahlun : “Kalau naik Gaya Baru sih cukup ustadz.. tapi saya mau naik Bangunkarta”
Ust. Halim : “(&^%$#@” (F@R)