Mengistirahatkan otak selama lima menit. (ilustrasi: cnn-indonesia)

Otak adalah organ paling hebat dan luar biasa yang dimiliki oleh manusia. Dengan berat sekitar 1,4 kilogram, otak mampu mengendalikan hampir seluruh fungsi tubuh dan memungkinkan kita untuk berpikir, belajar, berkreasi, beradaptasi dengan berbagai situasi, serta menyimpan banyak memori ingatan kita. Namun, seperti halnya otot, otak juga membutuhkan istirahat agar tetap berfungsi optimal. Banyak penelitian menunjukkan pentingnya mengatur waktu kerja dan istirahat otak, salah satunya adalah konsep bahwa otak hanya perlu istirahat 5 menit setelah kita pakai. Apakah konsep atau teori ini valid atau hanya mitos? 

Istirahat bagi otak sering dianggap remeh dalam kehidupan modern yang serba cepat. Di tengah aktivitas yang padat, banyak orang merasa bahwa hanya lima menit istirahat sudah cukup untuk “menyegarkan” pikiran mereka. Tetapi, saat kita “beristirahat”, otak tetap aktif. Sebuah jaringan yang disebut default mode network (DMN) bekerja saat kita tidak fokus pada tugas tertentu, misalnya ketika melamun atau merenung. Aktivitas DMN ini sebenarnya membantu otak memproses informasi, menyusun kembali ingatan, dan memperkuat pemahaman.

Ketika kita menggunakan otak untuk fokus pada suatu hal, seperti belajar atau memecahkan masalah, otak membutuhkan energi. Energi ini berasal dari glukosa dan oksigen. Kalau kita terus memaksa otak untuk bekerja tanpa jeda, performanya akan menurun.

Penelitian yang dilakukan oleh Anders Ericsson tentang deliberate practice,menunjukkan bahwa kemampuan otak untuk fokus memiliki batas, biasanya sekitar 30 hingga 90 menit. Setelah itu, otak mulai kehilangan konsentrasi. Istirahat berfungsi untuk mengembalikan energi, mengurangi stres, dan menyegarkan pikiran.

Baca Juga: Yuk Lebih Produktif dengan Metode SMART

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun, apakah lima menit istirahat setelah bekerja selama 30 menit cukup untuk memaksimalkan kinerja otak? 

Istirahat selama lima menit sering kali disebut sebagai power pause atau jeda singkat yang bertujuan untuk mengembalikan fokus dan energi. Klaim bahwa otak hanya perlu istirahat 5 menit setelah bekerja selama 30 menit sebenarnya masuk akal jika dilihat dari sudut pandang sains . Konsep ini banyak digunakan di tempat kerja, terutama dalam metode seperti Pomodoro Technique, di mana seseorang bekerja selama 25 menit, lalu beristirahat selama lima menit. Secara praktis, strategi ini dirancang untuk mencegah kelelahan kronis akibat pekerjaan berkelanjutan.

Penelitian mendukung bahwa jeda singkat seperti lima menit dapat memberikan manfaat, terutama dalam meningkatkan konsentrasi jangka pendek. Sebuah studi oleh University of Illinois menunjukkan bahwa istirahat singkat membantu menghindari penurunan performa yang disebabkan oleh konsentrasi terus-menerus. Namun, penting dicatat bahwa istirahat lima menit mungkin tidak cukup untuk mengatasi kelelahan mendalam yang disebabkan oleh pekerjaan mental berat atau stres berkepanjangan.

Lima menit mungkin terdengar singkat, tapi jika digunakan dengan baik, istirahat ini bisa membuat otak segar kembali. Pertama, menggerakan badan seperti berdiri, berjalan, atau melakukan peregangan sederhana bisa membantu melancarkan aliran darah ke otak. Kedua, meditasi atau tarik nafas dalam-dalam yang dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Ketiga, alihkan fokus kita dengan melihat pemandangan di luar jendela, mendengarkan musik, atau sekadar menutup mata sejenak bisa membantu otak beristirahat. Keempat, minum air atau makan camilan ringan yang akan membantu tubuh tetap terhidrasi dan memberikan energi tambahan.

Jika aktivitas ini dilakukan, lima menit istirahat sudah cukup untuk memulihkan energi otak dan mempersiapkannya kembali bekerja.

Walau terlihat sederhana, konsep istirahat lima menit tidak selalu cocok untuk semua situasi. Pekerjaan kreatif, misalnya, sering membutuhkan waktu fokus yang lebih lama. Jika terlalu sering berhenti, alur berpikir bisa terganggu, yang justru menurunkan produktivitas.

Selain itu, kebutuhan istirahat setiap orang berbeda. Ada yang merasa lima menit cukup, tapi ada juga yang butuh waktu lebih panjang, terutama jika mereka sedang merasa lelah atau stres. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi tubuh dan kebutuhan masing-masing.

Baca Juga: Cara Jitu Mahasiswa Produktif Menulis

Jadi, apakah benar otak hanya perlu lima menit untuk beristirahat? Jawabannya bergantung pada konteks. Untuk tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi ringan hingga sedang, istirahat lima menit sudah cukup untuk menyegarkan pikiran. Namun, untuk kelelahan mental yang lebih berat atau stres kronis, otak membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama dan berkualitas.

Namun, durasi istirahat yang ideal sebenarnya berbeda-beda untuk setiap orang dan tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Mengabaikan kebutuhan otak untuk istirahat dapat mengarah pada kelelahan kronis, penurunan produktivitas, bahkan gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mendengarkan tubuh dan memberikan otak waktu yang dibutuhkannya, baik itu lima menit, lima belas menit, atau lebih. Dengan cara ini, kita bisa menjaga otak tetap sehat dan produktif untuk jangka panjang.



Penulis: Bakhit Jauharullaudza, Mahasiswa KPI Unhasy Tebuireng.