Khutbah KH. Nur Hannan
Ikthiar dan tawakkal

Oleh: KH. Nur Hannan*

الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلَا عُدْوَانَ إِلاَّ عَلَى  الظَّالِمِيْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ صَدِقُ الوَعْدِ الاَمِيْنَ

اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إَلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَمَّا بَعْدُ اُوْصِي نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

فَقَالَ تَعَلَى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Ma’asyir al-Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Dalam kesempatan yang sangat baik ini, pertama saya mengajak—khususnya untuk diri saya sendiri dan para jamaah semuanya—agar senantiasa kita berusaha untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas ketakwaan kita kepada Allah SWT. Karena takwa ini dapat membuka jalan keluar yang diberikan oleh Allah dari setiap permasalahan-permasalahan yang kita hadapi, baik dalam kehidupan ini, maupun kehidupan akhirat kelak.

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman:

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجࣰا

Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya (Q.S. Surat Al-Thalaq: 2)

وَمَن یَتَّقِ ٱللَّهَ یَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ یُسۡرࣰا

Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya. (Q.S. Surat Al-Thalaq: 4)

Ma’asyir al-Muslimin Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah

Saya yakin bahwa setiap manusia pasti menginginkan hidupnya sukses. Setiap orang pasti ingin hidupnya bahagia. Setiap orang pasti menginginkan hidupnya berhasil. Namun, perlu kita ketahui bahwa keberhasilan, kesuksesan, dan kebahagiaan yang akan dicapai oleh seseorang tidak akan pernah keluar dari ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT. Dalam hal ini saya ingin mengajak para jamaah semuanya, untuk merenungkan bersama-sama hadis yang diriwayatkan oleh Ali RA dari Rasulullah yang bersabda:

ما مِنكُم مِن أحَدٍ إلَّا وقدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ، ومَقْعَدُهُ مِنَ الجَنَّةِ قالوا: يا رَسولَ اللَّهِ، أفلا نَتَّكِلُ علَى كِتَابِنَا، ونَدَعُ العَمَلَ؟ قالَ: اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِما خُلِقَ له، أمَّا مَن كانَ مِن أهْلِ السَّعَادَةِ فيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أهْلِ السَّعَادَةِ، وأَمَّا مَن كانَ مِن أهْلِ الشَّقَاءِ فيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أهْلِ الشَّقَاوَةِ، ثُمَّ قَرَأَ: {فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى * وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى * وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى}

Dari sahabat Ali berkata: suatu ketika Rasulullah berada dalam rombongan pelayat makam Baqi’ (sebelah masjid Madinah), kemudian beliau mengambil sebuah kayu dan memukulkannya di tangan beliau, kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali tempat duduknya telah ditetapkan oleh Allah SWT, apakah itu di Neraka atau di Surga.

Maka kemudian para sahabat bertanya, “Wahai Rasul, kalau begitu bagaimana kalau kita berserah diri kepada Allah. Dan kita tidak beramal.” Rasul menjawab, “Beramal lah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan kemudahan baginya. Maka barangsiapa yang diciptakan sebagai orang yang bahagia (masuk surga), maka dia akan diberikan kemudahan untuk mengerjakan amalan-amalan ahli surga. Dan barang siapa yang diciptakan sebagai ahli Neraka, maka ia akan dimudahkan pula untuk melakukan amalan-amalan yang dapat mengantarkan dirinya masuk neraka. Kemudian Rasulullah membaca firman Allah; Maka barangsiapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan). Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).

Orang-orang yang merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah) telah dicontohkan pada zaman dahulu. Yakni kisah orang-orang yang sombong, seperti Fir’an dan Qarun yang merasa kenikmatan-kenikmatan yang sudah diraihnya adalah hasil usahanya sendiri, tidak ada campur tangan dari Allah SWT.

Sehingga membuat mereka orang kikir—layaknya Qarun—yang enggan memberikan sebagian hartanya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Bahkan mereka mendustakan adanya pahala yang diberikan Allah nanti di akhirat. Orang seperti ini akan dimudahkan oleh Allah jalan menuju kesulitan.

Ma’asyir al-Muslimin Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah

Hadis tersebut memberikan pelajaran kepada kita semuanya bahwa untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan dibutuhkan adanya ikhtiar/usaha dari kita sebagai orang yang beriman. Namun setelah kita berusaha terhadap apa yang kita inginkan dan citakan, jangan lupa bertawakkal/berserahlah atas segala ikhtiar yang telah dilalui kepada Allah SWT.

Maka, ketika kita mampu untuk meraih bekal ikhtiar dan tawakkal kepada Allah SWT, kita akan terhindar menjadi orang-orang yang sombong. Sebaliknya, ketika kita tidak mampu meraih kesuksesan setelah ikhtiar dan tawakkal kepada Allah, maka kita tidak akan menjadi orang yang putus asa.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk melakukan ikhtiar-ikhtiar yang terbaik dalam rangka mencapai apa yang dicita-citakan menuju kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

(Khutbah kedua)

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَ الْبَشَرِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَصَابِيْحَ الغُرَرِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيآأَيُّهاَالحاَضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْاالخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ السَّيِّآتِ. وَاعْلَمُوْآ أَنَّ الله َأَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّابِمَلَآئِكَةِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى فِيْ كِتاَبِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ باِلله ِمِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ الله ُعَنَّا وَعَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ يَاقَاضِيَ الحَاجَاتِ يَاغَافِرَ الذُنُوْبِ وَالخَطِيْئاتِ يا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

اللَّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكاَمُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ وَإِلهَ كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا حَالُناَ ياَالله ُلاَيَخْفَى عَلَيْكَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ وَالبَغْيَ وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ مِنْهَا وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ خاَصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُبْتَدِعَةِ وَالرَّافِضَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ—خَا صَّةً فِي فَلِسْطِيْنَ—وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَدَمِّرْهُمْ تَدْمِيْرًا

اللَّهُمَّ اجْعَل وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِين رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العاَلمَيِنَ

عبادَ اللهِ: إِنَّ ٱللَّهَ یَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ وَإِیتَاۤىِٕ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَیَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡیِۚ یَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِيْكُمْ ولذكرُ الله أكبرُ

Baca Juga: Bagaimana Ikhtiar dan Tawakal Seharusnya?


*Dosen Ma’had Aly Hasyim Asy’ari/Pengasuh PP. Al-Hasyim


Pentranskip: Yuniar Indra Yahya