Tebuireng.online– Sebagai perguruan tinggi yang peduli terhadap “Merdeka Belajar” mahasiswa, Unhasy hadirkan webinar yang membahas tentang “Membangun Soft Skill dan Karakter di Era Disrupsi” bersama ratusan peserta aktif via Zoom meeting, Jumat (2/7).

Webinar yang diprakarsai oleh Fakultas Agama Islam (FAI) Unhasy ini menghadirkan STFin Licensed Trainer Malang, Dr. Asriana Kibtiyah, dan Rektor Unhasy, Prof. Haris Supratno sebagai pemateri yang dinilai ahli dalam membahas tema tersebut.

Ada banyak sekali topik yang dibahas dalam webinar ini, antara lain adalah tentang bagaimana cara membangun soft skill, bagaimana caranya mengasah karakter di era disrupsi, bagaimana pendidikan yang tepat diterapkan di era saat ini, dan masih banyak lagi.

“Dalam pengembangan soft skill mahasiswa diharap tidak hanya belajar di kampus saja, tidak hanya belajar di prodi saja, tidak hanya mengasah pada keahliannya saja akan tetapi juga belajar di dalam masyarakat untuk menyiapkan soft skill,” ungkap Rektor Unhasy.

Hal tersebut disampaikan sebagai pemberitahuan dan peringatan kepada mahasiswa, bahwa setelah lulus dari perguruan tinggi, para alumni mampu dan bisa beradaptasi dengan lingkungannya, tidak hanya jago di lingkungan kampus.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Karena dalam proses belajar tidak hanya sebatas kuliah tetapi mampu memanfaatkan sarana dan prasarana di kampus seperti internet, perpustakaan, laboratorium dan lain- lain. Selain itu mahasiswa mampu mengembangkan diri melalui proses belajar yang berkelanjutan,” tegasnya.

Sebagai Rektor di Unhasy, Prof Haris sangat berharap kepada semua dosen saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak hanya sebatas transformasi ilmu namun juga memperbanyak soft skill agar mahasiswa siap merdeka belajar, yang akhirnya mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan.

Senada dengan itu, Asriana sebagai trainer menjelaskan tentang bagaimana cara membangun karakter di era disrupsi.

“Karakter akan terlihat ketika kita mengahadapi problem, justru di era disrupsi ini dimana terjadi perubahan secara besar- besaran karakter sejati kita akan muncul,” ungkap pakar STFin itu.

Menurutnya, ciri orang yang berkarakter adalah memiliki nilai-nilai yang benar, melakukan hal yang benar dan menjadi orang yang tepat, karena tidak ada cara yang benar untuk hal yang tidak benar.

Dalam kesempatan ini, Asriana menuturkan setidaknya ada tujuh cara membangun karakter yang kuat, diantaranya adalah memutuskan untuk menjadi mandiri, menjadi pelajar sepanjang hayat, menyebarkan kebaikan, mengejar keunggulan, memberikan nilai tambah, melatih ketekunan, dan memiliki daya tahan.

“Untuk menghadapi era disrupsi ini, yang pertama kenali sumber daya internal, karena sumber daya ini yang akan kita latih kemudian kita akan berpikir prosesnya apa? apa yang harus kita lakukan agar sumber daya yang kita miliki terasah?” terangnya.

Selain itu, Ia melanjutkan ciri yang kedua, yaitu mengenali sumber daya eksternal. Dalam hal ini kita berpikir apa yang harus diperbaiki dengan sumber daya eksternal ini? Sumber daya eksternal bisa dari lingkungan dan terakhir, yang harus dipersiapkan untuk menghadai era diisrupsi adalah tata nilai, yaitu tentang apa yang harus dicapai.

Partisipan yang tergabung dalam Webinar dari civitas akademika baik Unhasy, STIE PGRI dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN).