Beberapa faktor terhambatnya doa dikabulkan.

Oleh: Zulfikri*

Doa merupakan pengharapan hamba kepada sang pencipta. Doa juga menggambarkan akan hamba yang lemah dihadapan sang khalik (pencipta). Sebab tidak ada yang patut dibanggakan, semua yang ada dalam hidup adalah milik Allah yang ditipkan.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan tuhanmu berfirman, ‘berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (Q.S. Ghafir:60).

Ayat di atas mengartikan bahwa Allah telah menegaskan akan mengabulkan semua doa-doa hambaNya. Namun, yang perlu diingat bahwa sebagai hamba kita harus sadar, bagaimana kita menuntut hak tetapi kewajiban terabaikan. Oleh sebab itu ada beberapa dosa yang menghalangi diterimanya permintaan kita kepada Allah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Niat, Sikap, dan Suasana Batin yang Buruk

Niat sangat berpengaruh ketika melakukan sesuatu dan hasilnya pun bergantung pada niat itu. Sebuah niat yang buruk menggambarkan batin yang jahat dan ketika jiwa dikuasai oleh perasaan yang buruk. Maka dalam kondisi tersebut, dalam mengambil keputusan akan berdampak buruk pula. Hal ini dijelaskan dalam Q.S. Al-Isra:11.

وَيَدۡعُ ٱلۡإِنسَٰنُ بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُۥ بِٱلۡخَيۡرِۖ وَكَانَ ٱلۡإِنسَٰنُ عَجُولٗا

“Dan manusia mendoa untuk kejahatan, sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.”

Ayat ini menjelaskan salah satu keburukan manusia yang mendoakan dirinya, anaknya atau hartanya dengan berdoa dalam kondisi batin yang tidak baik. Namun , berkat rahmat Allah, doa tersebut tidak akan diterima dan tidak mengabulkannya. Dosa yang disebabkan oleh perbuatan buruk dapat mengahalangi terkabulnya doa. Sebab, perbuatan itu tidak dapat mendatangkan rahmat Allah kecuali sudah bertobat kepada Allah.

Lalai Dalam Shalat

Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Jika melakukannya akan mendapat balasan yang besar dan bila melalaikannya apalagi meninggalkannya akan mendapakan dosa yang besar. Sebagai seorang hamba, sebaiknya memperbaiki ibadah kita juga kewajiban lainnya. Sebab, kualitas ibadah menentukan doa kita. Ini adalah tanggung jawab dalam hidup antara makhluk dan Tuhannya.

Ibadah shalat dilakukan secara istiqomah dan tepat pada waktunya. Shalat juga sebagai sarana mendekati diri kepada Allah. Bila kita lalai dalam shalat, kita tidak dapat mendekatiNya dan syarat untuk terkabulnya doa tidak terpenuhi.

Kikir

Orang yang kikir adalah orang yang tidak memiliki kepedulian kepada orang lain, membiarkan penderitaan saudaranya dan hanya menikmati hartanya sendiri. Dalam kondisi seperti ini orang kikir ketika berdoa, doanya tidak akan dikabulkan Allah.

Menurut Syekh Yusuf Al-Qadrawi kalau sekiranya manusia itu dibiarkan dibawah pengaruh sifat mementingkan diri sendiri bahkan sampai menguasai dan menetukan sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain, niscaya kita tidak akan menemui selain dari manusia kikir.

Betapa hina orang yang menyaksikan seorang fakir yang sangat membutuhkan bantuan, tetapi dirinya tidak tergerak untuk menunaikan rasa syukur kepada Allah dengan memberikan bantuan kepadanya.

Suka Berkata Kotor

Lisan diciptakan Allah SWT untuk digunakan pada perkara yang baik seperti berbicara santun, berdoa, dan berzikir. Sangatlah tidak pantas ketika lisan ini digunakan untuk selalu berkata kotor, memfitnah, dan sebagainya.

وَيَسۡتَجِيبُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَٰتِ وَيَزِيدُهُم مِّن فَضۡلِهِۦۚ وَٱلۡكَٰفِرُونَ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدٞ

“Dan doa memperkanankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras.” (Q.S. As-Syuura: 26).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa-doa orang yang beriman dan berama saleh, baik perbuatan maupun ucapan. Bahkan Allah akan melipatgandakan atau menambah dengan keutamaan-keutamaan atas apa yang telah diminta.

Sumber Tulisan: Buku Pelita sang ahli sujud (2017: 174)     

*Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.