Sumber foto: http://www.vindyputri.com

Opini oleh: Mochammad Zarkoni

Manusia selalu mengalami perubahan zaman. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan meliputi fisik dan nonfisik. Pembangunan infrastruktur dan kemajuan teknologi yang memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan mengakses serta membagikan informasi merupakan contoh perubahan fisik yang terjadi seiring perkembangan zaman. Perubahan pola pikir, gaya hidup serta gaya komunikasi generasi manusia merupakan beberapa contoh perubahan nonfisik yang terjadi.

Manusia sebagai subyek perubahan selalu terbagi menjadi tiga golongan berdasarkan pola pikir dan orientasi terhadap keadaan hidup yang dialaminya. Golongan pertama merupakan sekelompok manusia yang selalu berusaha memperbaiki keadaan hidupnya sehingga menimbulkan perubahan yang bermanfaat serta dirasakan oleh generasi mereka dan generasi selanjutnya.

Golongan kedua merupakan sekelompok manusia yang tak acuh dan tidak ingin melibatkan diri dalam proses perubahan. Sekelompok manusia yang mengartikan kehidupannya hanya sebagai kesempatan mencari, mengumpulkan, dan menikmati isi dunia. Golongan ini sebenarnya menerima bahkan menikmati perubahan baik yang diupayakan oleh golongan pertama.

Golongan ketiga merupakan sekelompok manusia yang selalu menimbulkan kerusakan fisik dan mental bagi lingkungannya dan anggota masyarakat, baik yang satu generasi dengannya maupun setelahnya. Setiap rencana dan perilakunya berisi misi yang bisa menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi lingkungannya dan masyarakat. Apabila terdapat kelompok lain yang tidak satu misi dengannya maka golongan ke tiga ini akan menampakkan permusuhan dan kebencian yang jelas.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di zaman modernisasi dan globalisasi saat ini, perkembangan inovasi teknologi semakin pesat. Hampir setiap aktifitas manusia dapat dilakukan dengan mudah. Inovasi-inovasi di bidang teknologi mengambil alih peran manusia di bidang pekerjaan tertentu dan bahkan hampir setiap aktifitas manusia dapat dilaksanakan dengan menggunakan inovasi teknologi yang selalu berkembang.

Kemajuan di bidang teknologi selain menjadi bukti perubahan peradaban fisik manusia, juga memengaruhi perubahan nonfisik. Pola pikir dan mental manusia terpengaruh kemudahan-kemudahan yang didapatkan sebagai manfaat adanya inovasi teknologi. Gaya hidup individu dan sosial jauh berbeda terpengaruh peran inovasi kemajuan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan inovasi teknologi oleh manusia hampir di setiap aspek kehidupannya, pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan dan agama. Manusia memanfaatkan inovasi teknologi untuk memperoleh informasi yang mendidik dan meningkatkan kecerdasannya, informasi tren pasar, informasi dinamika sosial, melakukan komunikasi dengan setiap person di dunia, memperoleh informasi tips-tips kesehatan, hingga memperoleh pengetahuan tentang ilmu agama yang dianutnya.

Pemanfaatan inovasi teknologi oleh manusia merupakan hal yang positif dan menjadi solusi setiap kesulitan yang ditemui dibandingkan sebelum adanya kemajuan inovasi, tapi seringkali berlebihan dan di luar batas. Hal penting yang sejatinya dibutuhkan totalitas pelibatan diri dan pengorbanan waktu tergantikan dengan kemudahan memanfaatkan kemajuan inovasi teknologi. Kehidupan manusia seolah terpusat dan tergantung pada informasi-informasi yang tersebar oleh media memanfaatkan inovasi teknologi yang mendukung.

Inovasi di bidang teknologi menghasilkan kemudahan dalam mengakses dan menshare informasi dimanfaatkan dalam hal positif di satu sisi, hal negatif di lain sisi. Contoh pemanfaatan kemudahan mengakses dan membagikan informasi dalam hal positif diantaranya inovasi perniagaan dan transportasi secara online, membagikan video pengajian atau seminar seorang tokoh ahli di bidang agama atau bidang tertentu. Contoh pemanfaatan inovasi di bidang teknologi dalam hal negatif adalah membagikan informasi provokatif dengan konten opini yang tidak obyektif.

Masyarakat Indonesia di tengah era globalisasi media terbentuk menjadi masyarakat media sentris. Setiap informasi yang dibagikan melalui media baik itu media cetak, televisi, sosial media maupun youtube terkesan menjadi kebenaran mutlak yang pasti diterima kebenarannya. Penerimaan masyarakat Indonesia terhadap setiap informasi yang diterima berasal dari media nyaris tanpa ada upaya penyaringan terlebih dahulu. Bahkan masyarakat Indonesia lebih memilih opini media dengan analisis sepihak daripada informasi yang dihasilkan dari diskusi antar tokoh ahli di bidang tersebut.

Gejala media sentris menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat responsif dan mudah terprovokasi. Hal itu disebabkan karena setiap informasi yang didapatkan seolah menjadi motivasi utama dalam berucap dan bersikap. Diskusi tentang informasi mainstream memang mungkin terjadi, tapi kebenaran tetap bermuara pada opini yang berasal dari media.

Kelemahan media sentris masyarakat Indonesia diperparah dengan sumber dari informasi yang dibagikan melalui media tidak semua merupakan pihak yang kompeten. Siapa saja bebas membagikan informasi karena didukung oleh kemudahan teknologi. Motivasi utama siapa saja yang membagikan informasi tanpa memperhatikan kualitas yang dibagikan adalah menunjukkan eksistensi diri di sosial media.

Salah satu contoh fenomena hits berasal dari sumber yang sebenarnya hanya bertujuan menampakkan eksistensi diri di sosial media adalah “Kids Zaman Now”. Fenomena Kids Zaman Now merupakan hashtag dari setiap video berkonten perilaku menyimpang generasi muda. Perilaku menyimpang tersebut mulai dari hal yang terkesan komedi, kekerasan hingga pornoaksi. Contoh dari konten hashtag Kids Zaman Now adalah perilaku beberapa abg pengunjung kebun binatang di salah satu kota di Jawa Barat yang meminumkan miras kepada beberapa hewan di kebun binatang, dan aksi yang direkam sendiri oleh pelaku tersebut dibagikan melalui media sosial hingga menjadi viral.

Berbagai macam kesan masyarakat Indonesia terhadap beberapa topik konten dari hashtagKids Zaman Now”. Arti istilah Kids Zaman Now secara bahasa adalah anak-anak zaman sekarang. Penggunaan istilah Kids Zaman Now sebagai hashtag memberikan kesan pandangan negatif secara mutlak kepada setiap generasi muda zaman sekarang. Setiap informasi yang dibagikan dengan hashtag Kids Zaman Now selalu berkonten extraordinary thing tingkah laku generasi muda.

Fenomena “Kids Zaman Now” selain sebagai hashtag mainstream di dumay (dunia maya), juga berpengaruh kepada mindset dan tingkah laku sebagian generasi muda Indonesia. Pandangan negatif dan sinis yang ditunjukkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap fenomena “Kids Zaman Now” -sepertinya- disambut baik dengan maraknya anak-anak kecil dan abg meniru dan menyesuaikan tingkah layaknya video yang tersebar, miris. Beberapa abg bahkan rutin membagikan foto dan video berkonten negatif seperti foto dengan menampakkan bagian dada dengan caption yang kurang etis dan terkesan -murahan, video kekerasan dan perilaku menyimpang lainnya.

Fenomena “Kids Zaman Now” seharusnya tidak menjadi label sinis yang justru menjadikan bangsa Indonesia menertawakan generasi penerusnya. Predikat negatif yang terkesan dalam fenomena “Kids Zaman Now” terhadap generasi muda, hanya menimbulkan perasaan pesimis bahkan bisa memotivasi beberapa generasi muda melabeli dirinya sebagai pribadi sesuai dengan pandangan sinis khalayak. Generasi muda bangsa Indonesia merupakan pemimpin dan aktor utama dalam upaya memajukan Indonesia. Sebagian dari generasi muda Indonesia dipersiapkan dengan pendidikan, pelatihan mental, fisik dan keterampilan guna menghadapi tanggung jawabnya menjalankan peran sesuai dengan bidang keahliannya pada saatnya kelak. Bahkan beberapa generasi muda Indonesia sudah teruji kemampuan dan mentalnya di beberapa bidang dalam menjalankan perannya.

Beberapa pemuda bermental baja rela mengorbankan waktu bersantainya di sela-sela kesibukan kuliah dengan berwirausaha, berdagang, dan menawarkan jasa konsultasi penulisan karya ilmiah. Seorang siswi sekolah dasar bermental hebat membawa roti goreng dagangan ibunya ke sekolah tempatnya belajar, dengan harapan teman sekolahnya membelinya hingga perekonomian keluarganya pun terbantu. Beberapa guru muda bahkan memberanikan diri, melawan ego -mudanya, mengajar ke sekolah-sekolah pedalaman atau swasta yang tentu konsekuensinya dengan fasilitas seadanya dan kesulitan yang kompleks.

Beberapa contoh tersebut merupakan penawaran yang diajukan penulis sebagai pengganti konten negatif hashtag “Kids Zaman Now”. Konten yang merubah kesan sinis dan pesimis terhadap generasi muda dengan tingkah menyimpangnya menjadi harapan, optimistis, dan kebanggaan terhadap generasi muda Indonesia.