sumber ilustrasi: baltyra.com

Oleh: Umdatul Fadhilah*

Bicara tentang ibu memang tiada habisnya. Kasih sayangnya tidak terkira, sudah banyak yang menyuarakannya lewat lagu, mengekspresikan dengan puisi, menyemarakan dengan kejutan. Bahkan dirayakan setiap tahun di tanggal tertentu yakni 22 Desember.

Betapa spesialnya seorang ibu hingga ribuan kata indah tak cukup membayar nilai perjuangannya. Dalam Al-Qur’an juga ditegaskan untuk selalu menghormati ibu, tentu demikian dengan ayah selaku kedua orangtua. 

Oleh karena itu wajib hukumnya untuk selalu mengasihi dan menyayangi ibu serta ayah. Seperti dalam Al-Qur’an yang maknanya “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (Q.S Luqman:14).

Hal ini selaras dengan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh ibu seperti kesulitan menghadapi masa hamil, kesulitan saat melahirkan serta kesulitan saat menyusui, dimana hanya dialami oleh sang ibu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bahkan Rasulullah sendiri meminta umatnya untuk menghormati ibu tiga kali lipat dari seorang ayah. Seperti hadist berikut  “Dari Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shallahu’alaihi wassallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shallahu’alaihi wassallam, menjawab ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau  menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi,’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi,’ Nabi shallahu’alaihi wassallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu’.” (HR. Bukhari  no.5971 dan Muslim no. 2548).

Akar dari keluarga bahagia yakni akar kebahagiaan seorang ibu. Di mana ibu ibarat paru-paru rumah tangga, di mana banyak hal yang digantungkan kepada seorang ibu. Mulai dari urusan rumah tangga, dapur, putra-putri, keuangan, hingga ada pula yang merangkap dengan peran ganda sebagai istri, ibu dan perempuan bekerja.

Tidak ada yang salah, selama dijalan yang benar. Ibu merupakan madrasah pertama bagi putra-putrinya. Tidak salah bila ibu yang selalu bahagia lebih memberikan kasih sayang kepada keluarganya setulus hati, hingga dampaknya keluarga menjadi bahagia.

Lain lagi bila seorang ibu yang selalu mengeluh, marah-marah dan melalaikan kewajibannya, tidak dipungkiri seisi rumah menjadi terganggu kenyamannya. Oleh karena itu, hendaklah selalu membuat ibu bahagia, menyayanginya dengan tulus. Sehingga mampu tercipta keluarga yang aman, damai, sentosa serta bahagia.  

Adapun banyak cara untuk menggembirakan hati seorang ibu. Tidak perlu berlebihan atau muluk-muluk. Cukup dengan sederhana, seperti memijitnya ditengah-tengah waktu, mendengarkan ceritanya, nasihat serta keinginannya.

Untuk yang sedang diperantauan karena menimba ilmu maupun mengais rezeki, bisa dengan meneleponnya ditengah-tengah hiruk pikuk kota rantau. Tidak malu untuk bilang rindu bila memang sangat merindukan sosok lembutnya.

Mari doakan selalu untuk kesehatan dan kebahagiaan beliau, doakan selalu juga, bila ibu telah berada disisi-Nya. Karena doa ialah sebaik-baik kalimat permohonan untuk menyampaikan ingin dan rindu. Semoga dimanapun ibunda berada, tetap selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Wallahu’alam bishowab..

*Mahasiswa Unhasy Jombang.