Siswa SMA AWH ikuti seminar kepenulisan dalam rangkaian acara yang diinisiasi oleh awhGelis. (foto: istimewa)

Kembali ukir prestasi, setelah tiga siswa SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng meraih prestasi pada ajang lomba Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kabupaten tahun 2023. Bahiyah Saraswati bidang Kebumian, Rafie Mujahidul Husna bidang Astronomi dan Pandu Anom Prihatmojo bidang Matematika. Kini, prestasi dalam bidang penulisan karya puisi juga diraih oleh 12 siswa. Bahkan salah satu siswa atas nama Raya Gadiza Hadi dinobatkan sebagai penulis puisi kategori terbaik ke-2 dengan judul ”Berdamai bersama Rancu” pada event kompetisi penulisan puisi yang diselenggarakan oleh penerbit CV. Cahaya Pelangi Media.

Torehan prestasi tersebut menggugah jiwa pengurus OSIS dalam menumbuhkan semangat siswa dan siswi SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng untuk menulis melalui program Gerakan Literasi (red. awhGelis).

OSIS dengan bimbingan tangan hangat Deffi Aprilia Susanti, menyelenggarakan seminar literasi. Turut membimbing Rektor ke-10 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. Abdul Haris yang juga alumni SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng.

Sabtu 20 Mei 2023 menjadi pertemuan yang penuh inspirasi bagi pengurus OSIS. Pada pertemuan tersebut Prof. Haris sapaan beliau, menuturkan  bahwa untuk memulai menulis harus diawali dengan cinta membaca karya-karya Sang Maha Karya sebagai contoh karya Buya Hamka yang berjudul ”Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”. Selain itu, beliau juga menyampaikan seminar yang akan diselenggarakan harus menarik agar audien tergugah hatinya untuk menulis.

Seminar literasi yang diselenggarakan OSIS dihadiri oleh seluruh siswa dan siswi serta dewan guru SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng. Dalam seminar tersebut menghadirkan narasumber muda berbakat yang juga gemar membaca dan menulis, beliau Ustadz Dimas Setyawan Dan Ustadz Alfahrizal dar Redaktur Media Pesantren Tebuireng.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam seminar literasi tersebut Ustadz Dimas menyampaikan ”Tulis apa yang kamu pikirkan dan jangan pikirkan apa yang kamu tulis”. Artinya apa yang ada dalam pikiran, tuangkan dalam bentuk tulisan, tapi jika memikirkan apa yang akan ditulis, maka tulisan tersebut tidak akan terwujud.

Pesan ustadz Dimas mengutip kalimat dari penulis novel best seller Hati Suhita, Khilma Anis, “belajar menulislah nak, agar kelak ketika patah hati, Engkau tidak menagis, tapi menulis”.

Begitu pula Ustadz Alfahrizal tak kalah menarik dalam menyampaikan tips bagi pemula untuk menulis, “bangun keresahan, kepo dan tuangkan keresahan dalam struktur tulisan, tulis apapun untuk menuangkan keresahan, tidak perlu risau tata bahasa, yang penting menulis dulu,” ungkapnya.

Satu hal lagi yang ia sampaikan mengutip kalimat populer dari Sayyid Quthb, “satu peluru hanya mampu menembus satu kepala, tetapi satu tulisan dapat menembus ratusan bahkan jutaan kepala.” Pesannya.

Melalui seminar gerakan literasi dalam program awhGelis ini mampu mendongkrak dan membuat gemetar bahkan geram para siswa dan siswi untuk segera menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan. Tak sekadar itu, awhGelis akan menjadi wadah bagi siswa dan siswi yang gemar menulis khususnya menulis puisi dan cerpen. Pada akhir penutupan, panitia menyampaikan bahwa karya yang terkumpul akan dibukukan dan menjadi goresan pena yang penuh makna di SMA tercinta ini.

Pewarta: Ulfah