khutbah-jumat-kh-mustain-syafii
khutbah-jumat-kh-mustain-syafii

Oleh: KH. A. Musta’in Syafi’i*

إِنَّ الْحَمْدَلِلهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّابَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْ اللهَ، اِتَّقُوْ اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، أَعُوْذُبِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Serial yang ke-30 dari judul besar “Panduan untuk orang beriman di usia 40 tahun”. Ilmuwan Barat menyebut usia 40 adalah awal kehidupan sesungguhnya (life begine at fourteen). Salah satunya yakni hidup berstandar Tuhan. Salah satunya berbuat amal-amal yang produktif punya manfaat besar. Dengan pertimbangan hidup yang sangat singkat ini, seorang mukmin harus memilih amal yang produktif.

Gambarannya begini, suatu ketika Rasul masuk masjid di dalam masjid ada dua kelompok sahabat. Kelompok pertama melakukan zikir, wiridan, dan lain-lain. Kelompok kedua study club atau halakah kajian keilmuan. Dua kelompok ini mengetahui Rasul datang, keduanya berharap agar beliau bergabung. Ternyata Rasul memilih bergabung dengan kelompok kajian ilmiah. Alasannya, kelompok kajian ini selain bermanfaat untuk dirinya sendiri, juga bermanfaat untuk orang lain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Karena itu semua ulama membenarkan ini, sebutannya al-khair al-muta’addi (kebaikan produktif). Sehingga dapat digambarkan ketika seorang manakala sudah mepet waktu sekolah, mana yang didahulukan antara shalat duha atau masuk kelas? Semua ulama sepakat bahwa yang didahulukan adalah masuk kelas. Masuk kelas mengantarkan orang-orang punya ilmu yang cukup. Lalu melalui media ilmunya, bisa mengantarkannya kepada hidayah. Sebagaimana yang didiskusikan oleh Al-Qur’an kepada intelektual tertinggi (ahli kitab).

قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju pada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim.” (Surat Ali ‘Imran: 64)

Sementara wiridan, apa memberikan manfaat  untuk orang lain, mungkin hanya bisa untuk dirinya sendiri.

Kajian-kajian keilmuan yang ada di dalam al-Quran menjadikan keimanan semakin meningkat. Ada seorang ilmuwan yang menguji betulkah manusia itu seperti yang dikatakan al-Quran tercipta dari tanah.

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (Ali Imran: 59)

Ilmuwan itu meneliti kandungan air seni perempuan hamil. Ternyata air kencing ini benar-benar unsur tanahnya sangat banyak. Berbeda dengan air seni wanita bukan hamil atau pria biasa.

Di sini sebagai santri Hadratussyaikh harus memanfaatkan ilmu yang disediakan pesantren. Yang mau jadi kiai, dokter, atau apa pun. Semuanya manfaat. Paling penting jangan sampai sebagai manusia, kita hanya mengandalkan kurikulum bumi, meninggalkan kurikulum akhirat. Ciri khas santri Tebuireng adalah keilmuan berkawan dengan buku. Tarekatnya yakni mengajar.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْم،وَنَفَعَنابه وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم،فتقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ تعالى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ.البَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ، و الحمد للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Pentranskrip: Yuniar Indra Yahya