Putri Pertama Gus Dur Alissan Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan sambutan atas nama keluarga dalam Haul ke-8 Gus Dur Kams (24/12/2017) malam di Pesantren Tebuireng. (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online– Mengenang Sang Ayah, putri pertama KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Qotrunnada Munawaroh atau biasa disapa Alissa Wahid mengatakan bahwa Gus Dur lebih senang ditertawakan daripada dipuja-puja.

“Kita di sini bukan untuk memuji-muji Gus Dur. Beliau lebih senang ditertawakan dari pada dipuji-puji,” ungkap Alissa Wahid, sapaan akrabnya saat memberikan sambutan keluarga pada malam puncak Haul ke-8 Gus Dur di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Kamis (28/12/2017) malam.

Dengan gayanya yang khas dan tenang, Alissa lebih banyak memberikan pesan-pesan melalui bait-bait bijak yang ia ilhami dari sosok ayah kandungnya itu. Alissa juga membacakan puisi “Celurit Emas”, dan melantunkan syair I’tirof gubahan Abu Nawas untuk mengenang sosok Guru Bangsa itu.

Alissa juga mengajak segenap pihak untuk meneladani sifat-sifat sederhana dari ayah kandungnya itu, termasuk di antaranya sifat zuhud dari kekuasaan dan memiliki selera humor tinggi untuk tidak merasa sombong diri.

“Semoga kita bisa meneladani zuhudnya (Gus Dur, red) dari kekuasaan dan materi. Semoga kita bisa meneladani humornya untuk menertawakan dirinya sendiri,” jelas aktivis dan pegiat sosial keagamaan ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di dekat maqbaroh Almaghfurulah KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid dan keluarga Tebuireng lainnya , Alissa juga mengajak untuk mencontoh Gus Dur yang selalu melantunkan Syi’ir I’tirof gubahan Abu Nawas untuk selalu mengingat kesalahan dan kekurangan sebagai makhluk yang kecil.

“Semoga kita bisa meneladani Almaghfurulah sebagai makhluk yang penuh dosa sehingga beliau setiap hari selalu melantunkan syi’ir untuk mendapatkan ampunan,” pintanya dengan nada apik.

Di penghujung sambutannya, Alissa mengingatkan bahwa inspirasi Gus Dur akan selalu ada bersama para pecintanya. “Yang tertinggal dari pemakaman adalah jasad. Tapi, sosoknya akan pulang bersama peziarah dan penuh inspirasi,” tandasnya.

Nampak hadir dalam acara tersebut, KH Salahuddin Wahid beserta Nyai Hj. Faridah Salahuddin, Nyai Lili Wahid, dan trio mentri kabinet Gus Dur, Khofifah Indar Parawansah, Mahfud MD, dan Rizal Ramli.


Pewarta:            Rif’atuz Zuhro

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin