pma2

tebuireng.online– Sejak digulirkan pedoman umum penyelenggaraan Ma`had Aly beradasarkan Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007, melalui perjuangan dan proses yang panjang, civitas akademika Ma’had Aly se-Indonesia sekarang bolehlah bernafas lega. Pasalnya Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 71 tahun 2015 nomor lembaran negara 1761 tahun 2015 mengenai Ma’had Aly telah disetujui dan ditandatangani Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin pada 23 November 2015 lalu.

Pembahasan mengenai draf putusan Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI tentang pedoman penyelenggaraan Ma’had Aly dilaksanakan di Cirebon. Dalam pertemuan tersebut dihadiri perwakilan Ma’had Aly se-Indonesia dan petinggi Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI). Setelah secara resmi ditandatangani Menteri Agama, penerapan PMA tersebut akan dimulai pada tahun akademik 2016-2017.

Hal itu disambut manis civitas akademika Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Sebagai Ma’had Aly yang secara masif berjuang bersama beberapa Ma’had Aly lain yang bertahan, sangat mengapresiasi dan merespon positif keputusan tersebut. Karena selama proses perjuangan tersebut, banyak Ma’had Aly yang tumbang atau berubah menjadi sekolah tinggi untuk mendapatkan legalitas nasional. Hanya beberapa saja yang bertahan, diantaranya Ma’had Aly Tebuireng, Ma’had Aly Tremas, Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton, dan Ma’had Aly Darus Sunnah Jakarta.

Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi., mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT. atas ditandatanganinya PMA tersebut. Beliau yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menjelaskan bahwa PMA itu akan dijalankan pada tahun ajaran depan, 2016/2017.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tak perlu lagi merangkap belajar di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) agar mendapatkan ijasah S1 formal. Cukup mengikuti perkuliahan di Ma’had Aly akan sudah otomatis legal dengan sistem mu’adalah atau penyetaraan. Beliau berharap PMA ini segera ditindaklanjuti dengan sejumlah kebijakan dan program nyata untuk penguatan kelembagaan pondok pesantren di Indonesia.

Luapan kegembiraan juga diluapkan oleh para mahasantri. Salah satunya, Rahmad Aziz. mahasantri semester V tersebut mengaku sangat senang dan bangga. “Meskipun namanya bukan perguruan tinggi, dengan nama pesantren tingkat tinggi ini sudah menjadi kebanggaan bagi kita. Segala puji hanya Milik Allah SWT. Alhamdulillah akhirnya Ma’had `Aly sudah mu’adalah,” ungkapnya.

Bahkan kabar baik tersebut ditanggapi positif oleh para alumni di grup WhatsApp informasi Idaroh Ma’had Aly. “Alhamdulillah semoga MA se-Indonesia menjadi lebih baik,” ungkap Ainur Ridlo, salah satu alumni. “Kuliah satu aja jangan dobel-dobel, hehehe,” celetuk Ustadz Arif Chuzaini, alumni yang lain.

Bahkan banyak diantaranya berharap agar tidak ada lagi dikotomi pendidikan, penganaktirian terhadap Ma’had Aly, dan pesan kepada mahasantri agar tidak minder lagi. “Alhamdulillah, ada pencerahan. Semoga tidak ada dikotomi pendidikan. Semua sama, sehingga tidak ada perbedaan dan merasa tidak PD,” kata Ustadz Misbah alumni yang berkhidmat di Tebuireng 3 Riau. (abror)