sumber gambar: www.google.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Meminta kepada Allah adalah satu bukti bahwa kita tidak mengingkari bahwa Allah maha kaya. Karena itu kita tidak mencela-Nya dengan malas berdoa. Berdoa kepada Allah bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Tidak terbatas oleh syarat dan rukun tertentu, namun dianjurkan untuk memperhatikan beberapa adab yang baik sebelum memulai ritual doa.

Berdoa sudah dipanjatkan setiap hari, namun apa yang diminta belum juga diberi. Bosan, putus asa, mulai berdoa kembali adalah tiga hal yang kadang mewarnai kala doa tak kunjung dijawab. Padahal jika dipikir kembali, permintaan tak kunjung diberi bukan berarti doanya tidak dijawab.

Allah menjawab setiap doa hamba-Nya, namun kadang jawaban Allah sulit dimengerti oleh kita. Kita meminta ingin rezeki duit banyak dan hendak berlibur ke tempat wisata, namun nyatanya Allah tidak memberikan duit yang banyak sehingga kita tak bisa berlibut.

Kecewa mungkin sempat menghiasi, namun kekecewaan tersebut berganti dengan syukur kepada-Nya kala mengetahui bahwa terjadi bencana alam di wisata tersebut beberapa jam yang lalu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Seperti itulah Allah memelihara kita. Kadang dengan tidak diberinya apa yang diminta adalah satu cara Allah memelihara kita dari keburukannya. Yang demikianlah yang disebutkan dalam kitab Shifatush-Shafwah:

إن وقينا شر ما أعطينا لم نبال ما فاتنا

Keyakinan kami bahwa kalau Allah tak memberi apa yang kami pinta, berarti Dia ingin memelihara kami dari keburukannya, membuat kami tak peduli walaupun cita-cita kami tak tercapai.

Apa yang tercatat dalam kitab tersebut tentu bisa dijadikan pembahasan yang istimewa. Dari situ kita bisa belajar lebih banyak lagi untuk terus berprasangka baik kepada Allah, apapun keadaan dan kondisinya.

Jika Allah menakdirkan sesuatu dengan hal yang tidak kita inginkan, bukan berarti Allah sudah tidak menyanyangi dan mengasihi kita. Justru karena Allah Maha Mengetahui, Maha Pengasih, dan juga Maha Penyayang, Allah berikan yang terbaik untuk kita meski kita tidak serta merta mengetahui maksud Allah tersebut.

QS Al Baqarah ayat 216 mengingatkan:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Ayat tersebut mengingatkan kita untuk tetap bersemangat dalam meminta dan berdoa kepada Allah. Karenanya tidak ada kata putus asa dalam berdoa hanya karena belum diberi atau ditunda oleh Allah.

Sebagaimana Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam kitabnya Al-Hikam menjelaskan bahwa Allah menjamin pengabulan doa sesuai pilihanNya dan waktu yang diinginkanNya, bukan sesuai pilihan kita dan waktu yang diinginkan kita.

*Alumnus Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.