ilustrasi: www.google.com

Oleh: Silmi Adawiyah*

Adakah perbuatan buruk yang apabila dilakukan sekali akan mengundang seseorang untuk melakukannya kembali? Jawabannya adalah ada. Perbuatan tersebut biasa dikenal dengan berbohong. Sekali saja mengatakan kebohongan, maka keterangan selanjutnya adalah kebohongan juga. Perbuatan tersebut mempercepat koleksi kejelekan dan kejahatan dalam catatan amal seseorang.

Cecil G. Osborne dalam bukunya “The arts of getting along with people” menjelaskan bahwa orang yang terbiasa berbohong tidak akan sadar bahwa ia berbohong. Hukuman bagi pembohong adalah bahwa akhirnya mereka tidak dapat membedakan kebenaran dengan kesalahan dan percaya pada kebohongan mereka sendiri.

Imam Al Mawardi mengungkapkan dalam kitab Adabu Dunya Waddin:

الكذب جماع كل شر وأصل كل ذم لسوء عواقبه وخبث نتائجه

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kebohongan adalah sumber dan akar dari segala kejahatan dan kejelekan karena dampak buruk dan keji yan ditimbulkannya.”

Keterangan tersebut mengingatkan bahwa kebohongan adalah penyakit yang berbahaya dalam kehidupan individu dan sosial. Jika sekali menyebarkan berita yang bohong (hoaks), maka yang terjadia adalah keresahan yang hebat dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga timbullah rasa saling membenci antar sesama hanya karena beda persepsi.

Apabila perbuatan tersebut sudah merajalela ke dalam tubuh masyarakat, maka hilanglah rasa senang dan keakraban antara anggota-anggotanya. Mengingat dampaknya yang sangat negatif dan membahayakan masyarakat, maka Islam melarang berbohong dan menganggap perbuatan ini sebagai perbuatan dosa besar.

Nabi berwasiat kepada umat Islam untuk membuang jauh-jauh sifat pembohong, karena perbuatan tersebut mengantarkan manusia ke jurang neraka yang menakutkan. Sabda Rasululah dalam hadisnya:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَ يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

“Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” 

*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.