Gus Ivan saat memberikan materi peluang dan tantangan di era AI, dalam seminar nasional Helcom 2024 KPI Unhasy. (foto: Albi)

Tebuireng.online— Dzannuroin Aldivano atau kerap disapa Gus Ivan, mengajak Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Unhasy untuk cerdas menciptakan dan mengambil peluang di era AI atau teknologi. Menurutnya, mahasiswa KPI sudah seharusnya memahami fungsi dan peran media termasuk teknologi dengan memanfaatkannya sebagai ruang dakwah di era digital.

“Mahasiswa KPI jangan mudah terpengaruh dengan berita yang disebar di media sosial, itu adalah sesuatu yang berbahaya ketika orang tidak bisa membedakan mana yang asli mana yang buatan AI dan mana yang informasi yang valid dan informasi yang invalid maka dari itu kalian harus bisa menkontrol hal tersebut agar tidak di gunakan untuk sesuatu yang salah,” tutur Cicit Hadratussyaikh itu saat memberikan materi di Seminar Nasional Helcom 2024, mahasiswa KPI Unhasy di ruang rapat dosen, Kamis (26/9/2024).

Pada kesempatan memberikan materi dengan tajuk “peluang dan tantangan prodi komunikasi dan penyiaran islam dakwah di era perkembangan AI”, Gus Ivan menyampaikan agar mahasiswa KPI pandai untuk menyaring sebuah informasi di media sosial dan tidak gampang terpengaruh dan percaya karna di zaman sekarang ini sangat sulit untuk membedakan mana informasi yang benar dan mana yang informasi buatan AI.

Di era digital yang sangat berkembang ini, menurutnya tantangan mahasiswa termasuk santri tentu sangat banyak, salah satunya dalam persoalan dakwah atau syiar islam.

“Berkembangnya era digitalisasi dan telekomunikasi sebaiknya digunakan untuk dakwah, digunakan untuk share sesuatu yang baik bukan hanya digunakan untuk kepentingan pribadi saja,” pintanya kepada mahasiswa agar memanfaatkan teknologi dengan baik di jalan yang benar.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, Gus Ivan juga menegaskan bahwa selain mampu mengelola media mahasiswa juga harus memiliki ilmu terkait apa yang ingin dibaginya. Jika mau berdakwah, maka perlu memahami bagaimana bentuk, jenis, dan materi dakwah yang baik, benar, dan bermanfaat. Jika mau menjadi seorang pengusaha atau jurnalis, maka perlu tahu dan menguasai ilmunya sebelum share.

Baca Juga: Cerdas Hadapi Era Digital, Gus Jamil: Jangan Lupa Berpikir dan Berdzikir

“Jangan lupa, selain kita memiliki kepercayaan diri untuk tampil dan mampu mengelola media, yang harus kita ingat adalah kuasai ilmu, perbanyak ilmu agar yang kita bagikan itu benar, baik, dan bermanfaat, tidak asal berdakwah atau share,” imbuhnya yang ditanggapi dengan pertanyaan mahasiswa terkait mental pendakwah yang harus diperhatikan dan seberapa banyak ilmu yang perlu dikuasai agar dianggap pantas berdakwah dan share media sosial.

Merespons itu, Gus Ivan meminta mahasiswa untuk menentukan bidang apa yang ingin mereka kuasai sekaligus ingin mereka share di media sosial. Termasuk missal dakwah, maka tentu menguasai terkait ilmu dakwah termasuk menguasai materi yang akan didakwahkan.

“Jangan sampai apa yang kita bagikan itu tidak benar, tidak bermanfaat,” tuturnya. Beliau juga berpesan pada mahasiswa untuk tidak hanya copy paste walau era ini ada kehebatan AI. Ia meminta mahasiswa cerdas untuk mengolah data, fakta, dan bisa mengaplikannya dengan baik dan benar.

Untuk diketahui acara Helcom 2024 yang dikonsep dengan Seminar Nasional ini juga diisi dengan dua materi lainnya, seperti Sejarah KPI dan Fakultas Dakwah yang disampaikan oleh Drs. KH. Amir Jamiluddin, dan materi public speaking yang diisi oleh Munawara, M.I.Kom. Acara ini berlangsung dua hari, yakni dilaksanakan di kampus Unhasy dan outdor di Trenggalek.

Baca Juga: Kiat Menjadi Public Speaker yang Baik bersama KPI Unhasy 



Pewarta: Ayu