
Mengikuti Nabi Muhammad merupakan jalan yang seharusnya ditempuh oleh semua umat manusia. Salah satu saintis Barat berpendapat bahwa jika seseorang ingin hidup sehat, maka cara yang paling utama adalah meniru pola hidup Muhammad Saw.
Dikatakan bahwa kebanyakan penyakit bersumber dari dalam kamar mandi, sebab tempat tersebut kotor dan najis, selain itu ialah tempat bersarangnya jin dan setan. Karenanya beliau mengajarkan bagaimana adab seseorang ketika hendak ke kamar mandi.
Risalah Islam yang diisampaikan Rasulullah Saw adalah ajaran yang sangat detail. Mulai dari hal kecil seperti memasuki kamar mandi saja sangat diperhatikan, seperti sunnah mendahulukan kaki kiri ketika hendak masuk kamar mandi. Adapun penjelasan ilmiah menurut Habib Luthfi bin Yahya yakni mendahulukan kaki kiri berkaitan dengan kondisi biologis dan kesehatan manusia.
“Kaki kiri terhubung dengan organ paru-paru kanan, sedangkan kaki kanan terhubung ke paru-paru kiri yang sangat dekat dengan jantung,” terangnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, ketika kita masuk ke kamar mandi menggunakan kaki kiri dahulu, pertama, akan mendapatkan pahala karena ittiba’ sunnah Nabi Muhammad.
Selain melakukan sunnah, orang yang masuk toilet dengan mendahulukan kaki kiri akan diberikan kesehatan oleh Allah. Sekiranya terdapat sesuatu yang tidak terlihat dan berbahaya bagi tubuh manusia yakni bakteri dan virus yang terdapat di dalam kamar mandi. Maka hal tersebut telah ditangkal karena menggunakan kaki kiri yang terhubung dengan paru-paru sebelah kanan. Begitu kaki kanan mengayuh, terhempaslah semuanya yang sebetulnya masuk ke jantung.
Doa Masuk dan Keluar Kamar Mandi
Kemudian juga membaca doa ketika memasuki kamar mandi. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadis:
بسم الله اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
”Bismillāh, ya Allāh aku berlindung kepada Engkau, dari syaithan laki-laki dan syaithan perempuan.” (H.R. Bukhari)
Disebutkan di dalam hadis lain, Nabi berkata: “Penutup penglihatan jin kepada aurat-aurat manusia di saat mereka memasuki kamar mandi adalah ucapan: بِسْمِ اللَّهِ.” (H.R. Tirmidzi)
Begitupula saat keluar dari toilet mendahulukan kaki kanan daripada kaki kiri disertai membaca doa.
غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ
Artinya: “Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan.”
Adab di Kamar Mandi
Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Ghazali menjelaskan adab saat di kamar mandi yang lain, di antaranya; jangan membawa sesuatu yang di dalamnya ada asma Allah dan RasulNya. Hendaknya masuk dalam kondisi kepala memakai penutup, yang paling mudah meletakkan tangan di atas kepala saat memasuki pintunya, namun alangkah baiknya ketika buang hajat juga memakai pentup kepala. Dan ketika hendak melepas pakaian melafalkan doa sebagai berikut.
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلاَّ هُوَ
Artinya: “Dengan nama Allah yang tiada tuhan selain Dia.” Fadhilahnya supaya tidak dilihat oleh jin yang bertempat di sana.
Tidak boleh beristinja dalam tempat air (bak mandi), melainkan harus disiram. Menuntaskan buang air (kecil) dengan berdehem 3 (tiga) kali dan memijat kemaluan 3 (tiga) kali. Maksudnya untuk memastikan dan supaya semua kotoran keluar dari tubuh. Menggunakan tangan kiri untuk membersihkan kotoran pada kemaluan. Dan menggunakan tangan kanan untuk menyiramkan air.
Dan ketika memakai pakaian juga sebaiknya membaca doa:
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَساني ما أُوَاري بِهِ عَوْرَتي وَأَتَجَمَّلُ بِهِ في حياتي
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian sebagai penutup auratku dan penghias dalam hidupku.”
Doa Setelah Istinja’
Ketika seusai beristinja dianjurkan untuk berdoa dalam hati:
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ
“Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari perbuatan keji (zina).”
Penting diperhatikan, ketika sedang buang hajat adalah kondisi di mana (biasanya) manusia berada dalam kondisi lalai. Padahal berdzikir kepada Allah diharuskan kapanpun dan dimana saja. Diriwayatkan dalam Kitab Wabilus Shayyib min al-Kalimit Thayyib, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah bahwa Allah menegur Nabi Musa yang enggan berdzikir saat kondisi junub dan buang hajat, kemudian diajarkanlah Nabi Musa kalimah tersebut.
سُبْحَانَكَ وَ بِحَمْدِكَ وَجَنِّبْنِيَ الأَذَى، وَ سُبْحَانَكَ وَ بِحَمْدِكَ فَقِنِي الأَذَى
Artinya: “Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu, jauhilah aku dari penyakit. Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu, lindungilah aku dari penyakit.”
Memang disebutkan bahwa kamar mandi adalah tempat buruk dan kotor. Tidak boleh dilafalkan asmaNya secara jahr, namun tetap boleh dan sangat dianjurkan untuk mengingatNya dalam hati. Hal itu lebih baik daripada seseorang bermain hape, bernyanyi, merokok, ataupun melamun ketika sedang buat hajat.
Begitulah melalui Rasulullah kita diajarkan beberapa dan doa ketika sedang buang hajat. Ini menunjukkan bahwasanya Risalah Islam adalah agama yang sempurna, teratur dan sangat indah. Sampai-sampai kesempurnaan Islam itu menyentuh hal-hal yang dianggap sepele, hal-hal yang dianggap tidak menjadi perhatian manusia, yaitu dalam hal buang hajat. Barangkali adab dan faidah seperti ini tidak ditemui pada ajaran-ajaran lain selain agama Islam.
Baca Juga: Buang Hajat dan Ragam Etikanya
Ditulis oleh: Syauqi Nailul Kamal, Pegiat Kajian Islam dan Kebangsaan.